Meski bukan fans beratnya, saya sangat menyukai lagu-lagunya Rhoma Irama, yang lirik lagunya banyak menyuarakan pesan perdamaian, seperti di berjudul "STOP".
Saya menganggap lagu tersebut begitu dasyat yang terlahir dari sebuah hasil perenungan proses kreatif seorang seniman musik dangdut sekaliber Rhoma Irama yang juga dikenal sebagai seorang ulama dan mubaliq yang bicara tentang visi kebangsaan.
Lewat repertoar lagu tersebut kita banyak mendapatkan pelajaran dan pembelajaran berharga dari Bang Haji, dalam hal kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berdemokrasi, meski itu hanya dalam wujud berupa nyanyian. Malahan kedasyatan sebuah lagu gemanya mengatasi ruang waktu yang bisa melebihi kekuatan kotbah atau statemen elite politik.Â
Bagaimana kita saksikan isu bertendensi SARA sengaja digulirkan dijadikan senjata politik untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memancing di air keruh untuk mendulang keuntungan dengan menebar horor kebencian lewat sensitivitas isu-isu politik primodialisme berbasis sentimen kesukuan dan keagamaan.
Penyebaran isu-isu berbau SARA yang bertendensi memecahbelah ini harus dihindari, dicegah, dan distop, sebagaimana pesan Rhoma Irama pula, lewat nyanyian lagu berjudul "STOP":
Stop perdebatan
Stop pertengkaran
Stop permusuhan
Jangan kita saling benci
Jangan kita saling dengki
Gauli setiap insan sebagai kau ingin diperlakukan
Tebarkan dan budayakan kasih sayang...!!!
Setidaknya inilah salah satu pelajaran dan pembelajaran berharga tentang apa itu demokrasi yang kita dapatkan dari si raja dangdut Rhoma Irama dengan lagu "STOP" bersemangatkan perdamaian di tengah kehidupam masyarakat multikulturalisme yang disemboyani Bhinneka Tunggal Ika.
Alex Palit, citizen jurnalis Aliansi Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia, penulis buku "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia" dan "Sang Presiden 2024".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H