Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Segera Rilis Buku "Indonesia Memilih Presiden" 2021 / 2024

10 Desember 2021   10:50 Diperbarui: 10 Desember 2021   10:55 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disandingkan dibandingkan dengan buku yang saya tulis sebelumnya, buku ini cukup mengolah pikiran dan pemikiran. Bagaimana seorang jurnalis musik karena "keadaan", "dipaksa" untuk menulis buku filsafat politik. Tentunya sangat sesuatu sekali, wow, mantap. Termasuk ketika akhirnya jatuh pada pilihan judul "Indonesia Memilih Presiden -- Menerawang Figurisasi Satrio Pinilih Notonegoro Dalam Perspektif Ratu Adil Jayabaya dan Filsuf Raja Platon -- 7 Calon Presiden Indonesia 2021 / 2024".

Lewat buku "Indonesia Memilih Presiden", pembaca diajak menerawang dan menyingkap bukan semata-mata dari pragmatisme politis, bukan pula dari urusan dukung-mendukung, bukan pula dari framing simulasi hasil rilisan survei partisipan, melainkan dari "bahasa rasa". Dengan "bahasa rasa", secara intuitif kita diajak menerawang, menyingkap serta membaca rekam jejak siapa sejatinya dari 7 nama "Satrio Pinilih Notonegoro": Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Susi Pujiastuti dan Rocky Gerung.

Adakah di antara mereka yang mencerminkan figurisasi "Satrio Pinilih Notonegoro", sosok pemimpin "Ratu Adil" sebagaimana mengacu hermeneutik Jangka Jayabaya. Adakah di antara 7 nama tersebut sosok idea pemimpin atau penguasa sebagaimana digambarkan dalam "Filsuf Raja" -- Platon di Politeia (The Republic).

Adakah di antara 7 nama tersebut yang dalam penerawangan "bahasa rasa" atau petunjuk "bahasa langit", siapa bakal penerima "wahyu cakraningrat"atau wangsit "wahyu keprabon", sebagaimana disebutkan bahwa kekuasaan itu universum, ia tidak sekedar hadir sebagai sebuah legitimasi politik, didalamnya juga melekat sesuatu yang agung, mulia, sakral dan keramat, yang berasal dari "dunia Atas".

Pastinya dengan harapan, siapa pun Presiden Indonesia terpilih di pemilihan presiden (pilpres) mendatang merupakan sosok "Satrio Pinilih Notonegoro" memiliki kemampuan membawa perubahan kehidupan lebih baik, keluar dari krisis dan kemelut yang ada, termasuk salah satunya yaitu merajut menyatukan kembali retakan-retakan kemesraan sosial kehidupan berbangsa yang disemboyani spirit Bhinneka Tunggal Ika, yang kini terbelah terpolarisasi oleh stigmatisasi politis.

Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia, pernah bekerja sebagai wartawan di Persda Kompas -- Gramedia. Menulis buku "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia" dan "Ngaji Deling -- Ratu Adil 2021 / 2024".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun