Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih Rocky Gerung Kuliah Gratisnya

11 September 2021   16:35 Diperbarui: 11 September 2021   17:28 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus terang di sini saya tidak punya pretensi politis apapun dengan materi yang dikuliahkan Rocky Gerung (RG), selain untuk menambah wawasan utamanya di bidang humaniora dan filsafat. Manakala kemudian ada persepsi lain dengan apa yang dikuliahkan RG, di alam demokratis, itu hak setiap personal yang harus pula dihormati. Tidak lantaran hanya beda pandangan politik atas materi materi dikuliahkan RG kemudian dibully.

Seperti dalam tulisan saya, "Homo Ludens -- Rocky Gerung" di Kompasiana.com (17/7), saya menyebutkan bahwa RG adalah "manusia yang bermain" dalam rangka memperoleh kegembiraan dan kebahagiaan sebagai sebagai tindakan kebebasannya.

Dalam konteks homo ludens, permainan merupakan realisasi kebebasan manusia untuk mengembangkan dirinya. Permainan itu sendiri sekalgus menjadikannya sebuah tantangan untuk mengaktualisasikan diri secara total. Adapun tujuan akhir dari permainan itu sendiri adalah penghormatan terhadap martabat manusia, juga tentang kebenaran.

Sebagaimana kalau membaca dialognya Socrates yang ditulis Platon, di mana kebenaran itu diperdebatkan secara radikalis ke akar-akarnya secara dialektika. Walau kebenaran itu tetap multitafsir, terus bergulir, dan tidak pernah purna. Tapi setidaknya di sini RG menunjukkan hal itu.

Pastinya di sini kita tidak menginginkan di alam demokrasi terjadi pembungkaman kebebasan mengemukakan pendapat seperti yang terjadi di Athena Kuno era Socrates, yang kemudian melahirkan skandal buruk dalam alam demokrasi. Dan apa yang dilakukan Socrates tak lain adalah adalah hak kebebasan berbicara di alam demokrasi. Begitu halnya yang dilakukan RG.

Dalam apologi Socrates mengatakan, bagaimana kalian bisa menyombongkan kebebasan berbicara bila kalian memberangus kemerdekaan berbicara yang menjadi haknya. Di mana kemudian Socrates diadili bukan karena hal-hal yang dilakukan, tetapi dipersalahkan lantaran yang ia katakan terhadap ide-ide demokrasi yang dianggap berseberangan di mata kaum sofis.

Kelugasan dan sikap kritis Socrates ini tidak disukai kaum sofis. Ketidaksukaan kaum sofis terhadap Socrates ini tak lain lantaran ia berbicara tentang kebenaran.

Terlepas suka tidak suka dengan pemilik empat jaket kuning almamater UI, pastinya setiap orang punya dasar pertimbangan sendiri, begitupun dengan saya. Tapi setidaknya dari gratis di "Rocky Gerung Official" semakin menambah wawasan saya sebagai jurnalis tentang pengetahuan humaniora dan filsafat.

Semoga pula bagi fans RG, kuliah humaniora yang disampaikan oleh RG secara gratis ini semakin menambah wawasan dalam menumbuhkan akal sehat dan kritis.    

Alex Palit, citizen jurnalis, penulis buku: "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia" dan "Ngaji Deling -- Ratu Adil 2021 / 2024".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun