Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kami Sudah Capek, Hidup Kami Bengek, Sudah Merenungkah Kau Tuan?

9 Agustus 2021   09:30 Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:47 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entahlah, apakah PPKM akan diperpanjang? Jawabnya ada cuplikan lirik lagu duet Broery Marantika dan Dewi Yull, ciptaan Harry Tasman, berjudul "Jangan Ada Dusta di Antara Kita", yang sempat memviral di TikTok: Semua terserah padamu / Aku begini adanya / Kuhormati keputusanmu / Apa pun yang akan kau katakan.

Atas pertanyaan apakah PPKM diperpanjang lagi, malah saya kembali teringat saat nonton pegelaran Sawung Jabo & Sirkus Barock bertajuk "Anak Wayang -- Belajar Memaknai Hidup" di Taman Ismail Marzuki (TIM) -- Jakarta, sekitar 6 tahun lalu. Sesuai tema pertunjukka, dari sekitar 20 lagu dinyanyikan, Jabo banyak mengangkat lagu-lagu yang sarat pesan permenungan, juga kritik sosial.

Sebagaimana Jabo katakan, kami punya cara dan bahasa sendiri untuk menyampaikan pendapat yang terlahir dari hasil perenungan kami bersama. "Kami menyadari hidup semakin kering, asing dan bising, dan kami menolak jadi sinting," ujarnya.

Dalam pertunjukkan itu, penampilan Jabo tak seperti biasa yang suka petakilan di atas panggung, kali ini ia lebih khusuk, sepanjang pertunjukkan lebih banyak duduk di bangku, lebih mengajak penonton pada suasana berhening diri dan berkontempaltif. Termasuk bagaimana ia memadukan lagu bertemakan permenungan dan kritik sosialnya yang tentunya memiliki nilai kontekstual dengan realita kehidupan.

Sebagai seniman musik, tak bedanya pewarta yang mencoba mewartakan kesaksiannya. Sebagai seniman musik jalanan, Jabo mencoba mewartakan kesaksian apa yang ia lihat, hirup dan rasakan dari sepanjang jalanan lewat simbolisasi bahasa musik berupa nyanyian. Seperti yang tersirat di nyanyian Sawung Jabo di lagu "Jula-Juli Anak Negri": Kami sudah capek / Hidup kami bengek / Kami bukan bebek / Bukan pula kambing congek.

Dari lagu yang dinyanyikan dengan gaya senandung parikan ini setidaknya di sini Sawung Jabo mencoba mewakili cerita dari jalanan atas realita sosial yang terjadi di hari ini.

Selain lagu-lagu bertemakan perenungan hidup, salah salah lagu di pagelaran "Anak Wayang  Belajar Memaknai Hidup" sarat muatan kritik sosial adalah "Sudah Merenungkah Kau Tuan?".

Sudah merenungkah kau tuan?
Sebelum kau tidurkan diri dirimu, jernihkan pikiranmu tuan
Sebelum kau buka mulutmu
Tuan tanyalah pada Tuhan, sebelum kau jatuhkan putusan
Jangan tutup mata, jangan tutup telinga
Jangan pura-pura tidak tahu
Ada yang terluka, ada yang binasa
Oh ya lihatlah
Apa yang sudah terjadi, apa yang sedang terjadi
Apa yang akan terjadi di tanah airku
Matikah nuranimu tuan, tak mampu merasakan cinta
Butakah jiwamu tuan, tak bisa memahami kenyataan...!!!

Sebagai seniman musik yang karirnya berangkat dari pemusik jalanan, pastinya bagi Jabo bermusik bukan sekadar ekspresi jiwa personal, tapi bagaimana ia juga menyatukan lagu-lagu ciptaannya dengan rasa, suara dan cerita dari jalanan.

Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen #SelamatkanIndonesia, pernah bekerja sebagai wartawan di Persda Kompas -- Gramedia dan Tabloid Musik ROCK. Menulis buku "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun