The Crossover, setelah banyak menimbah pengalaman ngamen membawakan lagu-lagu rock klasik, grup band rock asal Surabaya yang didirikan oleh sang vokalis Andris Agvian meluncurkan single perdana "Let Everyting Go On" yang dirilis 30 Juni lalu. Â
Sebelumnya, selama beberapa tahun Andris sempat malang melintang sebagai penyanyi long trip atau ngamen di luar Jawa. Diantaranya Steps Cafe, Batam; MP Club, Pekanbaru; Nirwana Garden Hotel n Resort, Bintan; dan Hardrock Cafe - Ho Chi Minh, Vietnam. Dunia long trip pelan-pelan ditinggalkan karena Andris ingin lebih dekat dengan keluarganya.
Grup band rock didirikan bulan Mei 1915 yang kini berformasikan Andris Agvian (vokal), Anto 'Kaji' (bas), Rachmad 'Nonot' Sardjono (kibor), Erwin Aprianto (gitar) dan Adityo Hermanto (dram) sering ngamen di berbagai pub, bar, cafe, dan resto di Surabaya membawakan lagu-lagu rock klasik di Surabaya.
Tidak banyak band cover yang memiliki karya sendiri. Demikian pula sebaliknya, tidak banyak band yang sudah memiliki karya atau album masih ngamen membawakan lagu band lain. Kini The Crossover berniat untuk menjadi band yang memiliki karya sendiri sekaligus band ngamen. Dan singel Let Everything Go On merupakan perwujudan awal dari niat The Crossover.
Dikatakan oleh Yung Setiadi, produser merangkap manajer The Crossover, tembang bernuansa rock ballad ini liriknya disusun Andris Agvian sendiri, sedangkan aransemen musik digarap bersama Aries Kelana yang dulu sempat bergabung dalam The Crossover. Untuk proses take, mixing, hingga mastering dikerjakan oleh Hans Dimas Satrya (Musicology Record).
Tembang Let Everything Go On menceritakan tentang sepasang kekasih yang tidak bisa melanjutkan hubungannya karena suatu hal, kemudian memutuskan untuk berteman dan membiarkan segala sesuatu berjalan sebagaimana adanya.
Untuk video klipnya sendiri di dalamnya menghadirkan seniman tattoo, Andreas Handinata dan Nina Key, pelukis dari Polandia. "Sedang lokasi pengambilan video klip ada di 3 tempat, yaitu: Pelabuhan Kalimas, Bartrans salah satu perusahaan shipping di Perak, dan Titik Nol depan kantor Gubernur Jawa Timur," kata Yung lebih lanjut.
Singel berdurasi 4 menit ini dirilis tahun 2021 melalui label Musicblast dan dilaunching bersama video klipnya di Makan Time's Resto & Cafe, Surabaya, 30 Juni 2021 lalu.
"Saat ini The Crossover sedang dalam proses penggarapan single kedua, When A Knight Cries dengan genre progressive rock," imbuh Yung Setiadi.
Bagi yang penasaran dengan lagu Let Everything Go On silahkan simak klik di sini
Tetap semangat, terus berkarya dan sukses selalu buat The Crossover. Salam rock never die! \m/
Alex Palit, jurnalis musik, penulis buku "Rock Humanisme -- God Bless", "God Bless -- Aku Bersaksi", "Sejarah Festival Rock se-Indonesia -- Log Zhelebour", dan "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H