Dengan ayunan tangan dan tongkat dirijennya, sang konduktor menyatukan harmoni nada menjadi satu alunan simponi yang indah. Kalau dalam dunia politik skala nasional, kalau kita analogikan, seorang konduktor orkestra itu tak ubahnya seorang presiden.
Entah sudah berapa puluh kali menggelar konser dalam beragam tajuk. Pastinya Addie MS dan Twilite Orchestra-nya juga sering tampil dalam pagelaran seremoni kenegaraan atau dalam rangka menyambut hari besar nasional seperti HUT Kemerdekaan RI atau Sumpah Pemuda, yang dihadiri Presiden Indonesia.
Atas kiprahnya di dunia musik Indonesia, bagi saya, Addie MS tidak sekedar naik kelas berkali-kali atau bertingkat-tingkat, malah sudah cum laude. Pasti pembaca sepakat akan dedikasi dan kontribusi yang tidak kecil dari seorang Addie MS dalam panggung perkembangan musik Indonesia.
Di sini saya bukan bermaksud membandingkan atau menandingkan antara naik kelasnya Abdee Negara dengan naik panggungnya Addie MS lewat cuitannya, hanya ingin menyandingkan.
Oh ya satu lagi, saya pun jadi ingat kembali, suatu kali Addie MS mengunggah fotonya, foto bareng dengan Presiden Indonesia, termasuk dengan Presiden Jokowi. Pastinya ia sengaja pamer foto bareng Presiden Indonesia tersebut dalam kapasitas profesionalismenya sebagai musisi, bukan terkait sebagai relawan tim sukses pilpres yang sedang mencari panggung.
Alex Palit, citizen jurnalis, pernah bekerja sebagai waratawn di Persda Kompas -- Gramedia dan Tabloid Musik ROCK, menulis buku "Rock Humanisme -- God Bless", "God Bless -- Aku Bersaksi", "Sejarah Festival Rock se-Indonesia -- Log Zhelebour", "Nada-Nada Radikal Musik Indonesia", dan "Ngaji Deling -- Ratu Adil 2021 / 2024".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H