Dalam kisah “Mahabarata” dikenal lima ksatria berjuluk “Pandawa Lima”, mereka adalah Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Ketokohan kelima ksatria yang dikenal berbudi luhur inipun kemudian dijadikan simbolisasi kepemimpinan.
Disebutkan, seorang pemimpin harus mampu merangkum mempersatukan sifat utama “Pandawa Lima”. Di mana sifat keutamaan “Pandawa Lima” yang harus dimiliki seorang pemimpin, meliputi:
1. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas, memiliki integritas, berlaku bijaksana, jujur, tidak suka berdusta. Memiliki moralitas yang sangat tinggi, suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh.
2. Seorang pemimpin haruslah teguh pada kebenaran, punya sikap, setia pada janji, tidak suka berbasa-basi, serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.
3. Seorang pemimpin itu bersikap adil, tidak tebang pilih tajam ke bawah tumpul ke atas, melindungi yang lemah.
4. Seorang pemimpin harus tanggap dalam menghadapi kritikan, tidak emosional dalam menanggapi setiap kritikan.
5. Seorang pemimpin harus bisa membawa kebahagiaan, ketentraman, kesejateraan serta mengayomi demi terciptanya kedamaian batin bagi siapa saja dan masyarakat.
Kelima sifat utama yang ada dalam diri “Pandawa Lima” ini bukan saja harus melekat dalam kepemimimpinan seorang pemimpin, juga bagaimana mengejawantakan sebagai keutamaan.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perwujudan lima sila itu disimbolkan dalam dasar negara yaitu Pancasila.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebagai falsafah, pada hakikatnya adalah satu kesatuan nilai yang mencakup nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Kelima kesatuan nilai tersebut merupakan sumber nilai dan pedoman yang melandasi jalannya penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Siapa pun pemimpinnya harus dibekali oleh nilai-nilai kelima sila tersebut sebagai amanat konstitusi. Jadi siapa pun pemimpinnya haruslah memegang teguh untuk mengamalkan nilai-nilai apa yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
*) Artikel ini dicuplik dari buku “Ngaji Deling – Ratu Adil”, penulis Alex Palit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI