Mohon tunggu...
Alex Nggebu
Alex Nggebu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

I am just a human

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penelepon Itu Nyaris Menipu Kami

1 Juni 2012   21:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:30 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu sepulang mengajar saya menjemput si kecil yang masih dibangku kelas 1. Dalam perjalanan pulang tiba-tiba  telepon berdering. Motor kupinggirkan ke tepi jalan dan menerima  panggilan itu. Diujung telepon terdengar suara seorang wanita.

" mas, mas .....ini mas alex ya?' tanya si penelepon

" ya, benar.....saya alex...maaf dengan siapa saya bicara ( karena memang no hpnya belum disimpan)" balasku....

"...saya  eka....temannya sri , mas sekarang posisinya di mana ?..tanyanya

"  saya di jalan habis  jemput, si moris  sekarang lagi perjalanan pulang ke rumah"  jawabku

wah aku mulai berpikir dalam hati, apa  lagi yang terjadi dengan istriku, kok temannya menelepon aku pagi itu

"  bentar.........bentar mas, ini sri aja yang jelaskan," katanya...

wah agak lega hati aku, karena istriku ternyata masih bisa bicara berarti dia tidak mengalami hal - hal yang mengkhawatirkan.

" mas..mas  baru saja aku dapat  telepon dari seseorang yang mengaku dari kepolisian dan mengatakan kalau masnya  terlibat  narkoba,   dia meminta  sejumlah uang untuk  segera ditransfer via  atm.  dia ngotot untuk segera mendapatkan uang itu atau mas akan terus diproses. aku juga dengar ada orang yang dipukul dan meraung - raung kesakitan, tapi aku yakin itu bukan suara masnya."  kata istriku dengan suara agak parau.

Yang agak mengherankan kata istrik, mereka mengetahui nama lengkapku  dan  profesiku.  Mereka mengakatakan mungkin saja suami anda  dijebak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Untunglah  istriku tidak terhipnotis oleh percobaan pemerasan itu sehingga dia tidak mudah meng-amini permintaan para  pemeras itu.  Hal kedua lokasi dimana  istriku  bekerja tidak ada ATM  yang bisa digunakan.

Puji Tuhan, kami  terbebas dari percobaan penipuan dengan modus keterlibatan dalam kasus narkoba.  Mungkin jikalau aku  pernah menjadi pengguna maka istriku mungkin juga akan mudah percaya dengan modus itu.

Entah siapa yang melakukan perbuatan itu, semoga suatu saat akan terungkap dan mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatannya  dunia dan akherat.

Untuk para pembaca, berhati-hatilah dalam menerima kabar atau apapun yang buntut-buntutnya menminta anda mentransfer uang ke penelepon itu. Jangan langsung percaya, gunakan pikiran positif dan sedikit menganalisa apa maksud si penelepon. bila perlu minta jeda waktu untuk menelepon mereka balik, maka mereka akan menutup telepon dan tidak akan bisa dihubungi lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun