Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fasilitasi Bidang Kebudayaan, Pentas Seni Maestro Gregorius Gheda Kaka

3 Desember 2022   08:52 Diperbarui: 3 Desember 2022   08:56 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para penari yang mendukung acara Pentas Seni (Dokpri)

Agar sebuah lagu bisa masuk ke dalam MB perlu proses lama, 2-3 tahun. Sebab dilakukan dalam lokakarya selama berbulan-bulan, dinyanyikan secara terbatas dalam gereja-gereja oleh Vocalista Sonora, sebelum beberapa tahun kemudian dicetak ke dalam buku lagu. Lagu-lagu Pak Goris telah melewati proses tersebut.

Bapak Goris juga adalah seorang pencatat sejarah yang handal. Ia antara lain meneliti Perang Kodi 1911-1913. Ia juga mencatat tentang beragam ritual budaya dan pendirian rumah adat di Sumba. Sebab itu, dia adalah salah satu narasumber utama Janet Hoskins, kini guru besar etnologi dari University of California Berkeley, AS, yang pernah meneliti tentang "pembagian waktu" dalam masyarakat Kodi.

Sampul dean biografi GGK (Dokpri)
Sampul dean biografi GGK (Dokpri)

Di bidang tari, Bapak Goris bersama Ibu Marta istrinya, merupakan pencetus tarian kreasi baru di Kodi. Mereka sudah memasukkan kreasi baru dalam tarian tradisional Kodi semenjak tahun 1970 hingga akhir hayat Goris. Kegiatan ini dilanjutkan oleh Ibu Martha dan LW melalui Sanggar Tari "Hangapung". Pak Goris pernah dikirim oleh Keuskupan Weetebula untuk belajar secara khusus ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Yogyakarta pada 1993.

Sampul belakang dan latar belakang GGK (Dokpri)
Sampul belakang dan latar belakang GGK (Dokpri)

Terlepas semua pencapaian di atas, Bapak Goris adalah seorang guru. Ia pernah mengajar di SMP Gerardus Mayela Kalembu Weri, Sumba (1964-1966) dan menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai guru dan Kepala Sekolah SMP Wona Kaka di Kodi (1967-1995), sebelum pensiun dan diangkat sebagai Penilik Sekolah pada tahun 1995 hingga 2001.

Bagi saya, Bapa Goris seorang budayawan yang telah mendedikasikan dirinya berkarya sepenuh hati  mengangkat kesenian (lagu, tari dan sejarah) tradisional Kodi. Karena itu karya-karya Bapak Goris perlu didokumentasikan dengan baik melalui buku dan pentas tari kreasi yang pernah beliau ciptakan. Saya berharap, buku yang berisi biografi Bapak Goris, beserta sejarah karya-karyanya dan pentas tari kreasi, terutama ditujukan untuk menjadi materi pembelajaran dari tingkat SMP, SMA/SMK serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Sumba.

Penulis di makam GGK di Homba Karipit, Kodi, SBD (Dokpri) 
Penulis di makam GGK di Homba Karipit, Kodi, SBD (Dokpri) 

Kesenian Kodi, lewat lagu dan tarian, dapat diangkat kembali untuk dikenalkan kepada masyarakat yang lebih luas, terutama kepada generasi muda di Kodi dan Sumba, yang kini kami rasakan sedang menuju pada babak baru kehidupan mereka yakni masuk ke dalam budaya gagdet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun