Setidaknya ada dua permainan ketangkasan berkuda di Sumba sependek yang penulis ketahui. Pertama, pasola atau paholong pada suku Kodi di Kabupaten Sumba Barat Daya serta  Lamboya dan Wanokaka di Kabupaten Sumba Barat. Biasanya diselenggarakan pada bulan Februari dan Maret dalam kalender Masehi. Pasola/paholong terkait dengan ritual nale/nyale, yang menandai berakhirnya bulan suci (wulla paddu/poddu) menuju masa profan atau wulla kabba.
Kedua, kuaja manula pada suku Kambera di Sumba Timur. Permainan ketangkasan ini juga melibatkan kuda dan lembing, namun yang menjadi sasaran adalah selembar kulit hewan yang telah dilubangi. Setiap kesatria memacu kudanya dan dalam jarak beberapa meter melontarkan lembing di tangannya. Pemenang adalah kesatria yang berhasil mengenai lubang  tersebut.
Dalam perhelatan Festival Wai Humba, permainan tradisional kembali ditampilkan, seperti motu wahi praing (congklak), makka (gasing), pata lima (panco), egrang dan lainnya. Permainan-permainan tradisional ini sudah mulai dilupakan karena jarang dimainkan, apalagi kini game pada gadget lebih digandrungi.Â
Semua permainan tradisional di Sumba memiliki nilai spiritual sendiri-sendiri. Semoga suatu hari kelak  permainan-permainan tradisional ini  bisa diinventarisir dan dituliskan ke dalam sebuah buku.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H