"Tiga hal ini yang menurut saya harus ada. Kepemimpinan dengan memberi contoh. Kalau yang lain tidak punya, ya sudah ini saja. Yang kedua itu passion-nya harus ada. Passion terhadap apa yang dikerjakan, bukan kayak hangat-hangat tahi ayam. Kalau passion, itu semangat, kemauan untuk sesuatu yang harus dikerjakan. Passion itu untuk pelayanan kereta supaya lebih baik. Yang ketiga itu konsisten," ujarnya.Â
Semua kegiatan, menurut Jonan, entah itu di pemerintahan, birokrasi, kepolisian, kejaksaan, atau apapun, harus customer oriented.
Sebenarnya, kata Jonan, bukan dia sendirian yang membenahi PT KAI. "Yang membenahi itu adalah  28 ribu rekan-rekan saya, pegawai yang berstatus karyawan tetap, termasuk anak perusahaan. Ditambah 6-7 ribu pegawai tidak tetap dan karyawan kontrak serta outsourcing. Saya ini cuma mandor yang tugasnya mengawasi di lapangan," ujarnya.
Hingga November 2013 sebelum Jonan mendapatkan tugas baru sebagai Menteri Perhubungan, pendapatan PT KAI telah melampui  8 triliun rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H