Rumah Budaya Sumba mengoleksi berbagai macam peninggalan kelompok etnik daerah Sumba yang berasal dari masa prasejarah hingga masa kini. Koleksi-koleksi ini merupakan sumbangan koleksi pribadi Pater Robert dan sumbangan dari setiap rumah adat Sumba.Â
Di dalam galeri terdapat beragam peninggalan tradisi Sumba: Totem, menhir, perhiasan, peralatan dapur, kain tenun dan juga foto-foto karya Pater Robert.
Kalau saya ke Sumba dan menginap di rumah kakak saya Agustina Hari Ate, istri dari Pak Eman Werang, Â biasanya pagi-pagi saya ambil jalur jalan kaki ke Rumah Budaya.Â
Saya beberapa kali berjumpa Pater Robert, yang juga sedang berolahraga jalan kaki. Saling menyapa dalam bahasa Kodi, dan kami lanjut masing-masing dengan tongkat di tangan. Untuk berjaga-jaga dari anjing.Â
Makhlum di sana banyak anjing milik warga dan bisa menyerang siapa saja.Â
Ketika kami memenangi Fasilitasi Bidang Kebudayaan dari Kemendikbudristek pada 2021 untuk kategori karya perorangan maestro Gregorius Gheda Kaka (1945-2005) kami memakai pelataran Rumah Budaya Sumba sebagai tempat pentas lagu dan tari.ÂMalam yang meriah pada 25 November 2021 itu. Memang di sana sengaja dibangun panggung alam, sebuah tanah lapang di antara dua rumah adat. Penonton bisa duduk pada undakan dan menonton pentas di bawahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H