"Sejarah Blimbingsari mirip dengan sejarah Israel keluar dari Mesir. Ada banyak hambatan dan penderitaan. Oleh karena penderitaan itulah mereka memohon kepada Tuhan untuk dibebaskan dan diberi tanah yang baru. Doa orang Kristen Bali didengar Tuhan,maka Ia mengaruniakan tanah Blimbingsari kepada mereka," ujar Suyaga Ayub di kediamannya, di Puri Eling, Blimbingsari.
Mantan Bishop GKPB ini juga percaya bahwa orang Blimbingsari adalah kaum yang terpilih dari lingkungan masyarakat luas di Bali saat itu.
"Seluruh penduduk di  Blimbingsari Beragama Kristen. Dan orang Kristen yang terpilih tadi, memiliki misi yakni menjadi  terang dan berkat bagi bangsa-bangsa," ujarnya lagi.
Tahun 2011 Blimbingsari terpilih sebagai pusat pengembangan desa wisata. Atas pilihan ini Suyaga Ayub yakin bahwa Allah turut bekerja untuk menjadikan Blimbingsari menjadi terang dan berkat bagi bangsa-bangsa.
"You are chosen to be a light and bless for the world," pungkasnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H