Sejak tahun 2021 sebuah tim dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga sedang mengusahakan dengan serius pengusulan Pendeta  Basoeki Probowinoto sebagai pahlawan nasional  atas jasa-jasanya terhadap republik ini. Telaah ilmiah dan studi-studi tentang peran beliau sudah dilakukan.
"Hasil kajian berupa naskah akademik sedang dalam proses penyelesaian. Serangkaian review atas hasil kajian sedang dilakukan. Selama proses kajian ini didukung konsultan sejarah, salah satunya yakni Prof. Peter Carey," tutur Esthi saat acara audiensi dengan Walikota Salatiga seperti saya kutip dari laman www.harianmerapi.com, Oktober 2021.
Tahun 2013 saya pernah ke Salatiga bertemu anak-anak dan kolega Probowinoto. Saya menulis sebuah catatan yang menjadi bagian dalam kompilasi tulisan ke dalam buku "Ikrar dan Ikhtiar Dalam Hidup Pendeta Basoeki Probowinoto (BPK Gunung Mulia, 1987) yang diterbitkan ulang pada 2014 lalu.
***
Makam itu dilapisi andesit hitam, sejenis cadas yang ditatah empat persegi, disusun laiknya batu-bata. Ia terletak pada gundukan paling atas, di bawah naungan pohon-pohon Kamboja, makam itu tampak istimewa.
 "Pak Probowinoto dikebumikan di sini," Supardan Ranutinojo (73) menunjuk area seluas 6x8 meter.
"Di sebelah beliau istrinya Marsidah Suronegoro. Yang sebelah sini ibunda Pak Probo  Siti Rochajah serta Matheus, ayahnya," jelas Supardan lagi.Â
Supardan adalah menantu Probowinoto. Ia menikah dengan putri kedua beliau, Endang Wilandari. Â Supardan meninggal dunia pada 27 Maret 2022 lalu. RIP Pak Pardan.
Sebuah prasasti yang ditatah dengan huruf keemasan bertuliskan nama Basoeki Probowinoto disertai  tahun kelahiran dan tahun kematian. Sebaris ayat dari Kitab Roma juga ditatah di sana, berbunyi: "Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia. Bagi Dialah kemuliaan selama-lamanya" (Rom 11:36).