Jadilah Kazuo Inamori turun gunung. Padahal usianya sudah 77 tahun. Waktu itu.
***
 Kazuo bukan nama asing di Jepang. Ia seorang entreprneur. Kaya raya. Dermawan. Jejak bisnisnya cemerlang. Ketika masih berusia 27 tahun ia sudah mendirikan Kyocera Corporation. Produknya antara lain keramik, HP dan mesin printer.  Sementara KDDI, perusahaan yang lain, terjun di bidang engenering. Memproduksi komponen insulator. Bantalan semikonduktor dalam produksi komputer IBM.
Kakek Kazuo juga mendirikan Yayasan Inamori. Yang memberikan semacam nobel. Namun cakupannya lebih luas. Namanya 'Penghargaan Kyoto'.
Sejak tahun 1985  Penghargaan Kyoto diberikan kepada mereka yang sudah memberikan kontribusi kepada kemanusiaan. Untuk bidang filsafat, seni, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hadiahnya berupa  uang sebesar 50 juta yen (Rp 6,8 miliar ). Dan saham Kyocera.
Perihal turun gunungnya  si kakek, bukan karena tergiur uang. Buat apa lagi uang? Dia sudah bergelimang harta. Ia hanya tertantang menyelamatkan JAL. Maka syarat utama ia ajukan: Tidak boleh ada yang campur tangan sedikit pun, selain dirinya! Â
Ia juga bikin konprensi pers. Tidak akan ambil gaji selama di JAL. Ia ingin karyawan JAL tahu bahwa ia serius memperbaiki kondisi perusahaan.
"Fakta bahwa saya bekerja tanpa gaji memberikan pengaruh pada staf," ucapnya seperti dikutip South China Morning Post.
"Mereka dapat melihat bahwa saya bersusah payah ingin membangun kembali perusahaan meski saya tidak punya hubungan dengan JAL sebelum ini."
Sungguh berat bagi si Kakek. Mayoritas perusahaan di Jepang sangat menghargai senioritas. Maka serba birokratis. Bersifat top-down. Ini yang diubah Kazuo.
Ia menawarkan sistem baru. Yang ia sebut 'Amoeba". Sistem yang ia sudah terapkan selama ber-dekade di perusahaannya.