Terlahir Cacat
Manuel dos Santos Francisco alias Mane Garrincha (mengambil nama burung Garrincha yang kecil dan lincah) lahir pada 28 Oktober 1933 di kota industri  Pau Grande. Tempat ini terletak  di antara pegunungan berhutan lebat,  satu jam perjalanan dari Rio de Janeiro.Â
Dia terlahir cacat. Kaki kanannya bengkok ke dalam. Sementara kaki kirinya lebih pendek 6 cm dan melengkung ke arah luar. Orang tua Garrincha menempuh segala cara, termasuk mengoperasi kakinya  agar bisa tumbuh normal. Tapi usaha ini tanpa hasil.
Waktu kecil Garrincha bermain bola di jalanan. Ia sering diejek teman sebaya karena kakinya pincang. Ia menjadi rendah diri.
Tetapi sang ibu membesarkan hatinya. "Berlatih terus. Suatu saat kelemahanmu akan berubah menjadi kekuatan," kata ibunya. Kelak Garrincha mengenang sang ibu sebagai perempuan luar biasa.
Untuk menutup kelemahan kaki kanannya Garrincha berlatih menggiring bola 6 jam setiap hari. Dia mencari cara agar bola tidak gampang direbut dari kakinya.
Menurut Garrincha, ketika bola hanya berjarak 5 -10 cm dari kaki, bola akan gampang dikendalikan. Ia dapat  dihentikan, dibelokkan, atau dicungkil semau dia. Pendek kata, karena dekat dengan kaki,  bola terus dalam perlindungan.
"Pemain lawan hanya dapat merampas dengan menjatuhkan saya," kata Garrincha.
Tetapi meskipun sudah menunjukkan keahliannya mendribling bola dengan sangat sempurna, tidak ada satu pun klub di seputar Rio de Janeiro yang meliriknya. Klub-klub menolak karena  kakinya yang cacat. Garrincha frustrasi. Padahal dia menggantungkan hidup pada bola. Kemiskinan membuat  Garrincha tidak pernah bersekolah.
Gentil Cardoso, pemandu bakat klub  Botafogo menemukannya saat bermain bola untuk kesebelasan pabrik. Cardoso melihat kelincahan Garrincha meliuk-liuk menggiring bola sambil berlari kencang.
"Lincah seperti burung Garrincha. Saat dia berlari tidak kelihatan kalau kaki kanannya lebih pendek," kata Cardoso.