Jadilah saya mondar-mandir saja di halaman gereja. Menunggu misa pertama selesai. Sambil cekrek-cekrek. Memotret sana-sini.
Halaman Gereja Santo Yusup sangat luas. Barangkali dua kali lapangan sepak bola. Tamannya rapi. Bunga-bunga sedang bermekaran. Lalu muncul Nato. Naik motor bebek. Melintas di depan saya. Rambutnya dikuncir. Pake batik lengan panjang. Rapi sekali dia pagi itu! Langsung ke depan ibu-ibu yang sedang menjual nasi kuning dan kue-kue. Parkir motor di sana.
Saya penasaran. "Entah di mana, saya pernah lihat orang ini," batin saya.
Karena penasaran, saya langsung datangi Nato.
"Wajahmu familiar. Kita pernah ketemu di mana?" tanya saya.
Nato kaget. Dia hanya angkat kepala dan menyorongkan tangannya. "Nato," kata dia pendek. Sembari menyeringai.
"Ah, Epen toh Cupen kah?" kata saya. Kali ini Nato ketawa lepas.
"Benar Abang. Saya main di sana," ujarnya.
"Sa pikir tadi Abang sopir taksi jadi.... Sa heran-heran juga tumben ada sopir taksi pagi-pagi sudah ke gereja. Rapi lagi," kata Nato sambil ketawa.
Anda jangan bayangkan sopir taksi Blue Bird di Jakarta. Di Meroke, taksi sebutan untuk angkot!
Ah, Nato jadi curhat! Barangkali setelah tahu saya wartawan. Khawatir juga saya. Soalnya baru ketemu.