Mohon tunggu...
Alexei Wahyudiputra
Alexei Wahyudiputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa

Senang memikirkan dan membahas isu-isu terkait Cinema dan Cultural Studies

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gempita Disko Indonesia Kontemporer: Potensi bagi Disko Tanah?

26 Mei 2022   12:36 Diperbarui: 26 Mei 2022   12:46 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Mandang (2015), Disko Tanah identik dengan kekerasan serta premanisme di daerah Teling, Minahasa. Disko Tanah dianggap sebagai penanda sekaligus pemantik aksi brutalisme dan inhumanisme. Mendengarkan alunan Disko Tanah selalu diikuti oleh kekerasan antar pendengar, konsumsi narkotika serta miras yang eksesif, hingga immoralitas yang mengganggu ketenangan warga setempat. Hal ini turut terjadi pula di daerah Tatengesan (Wahongan dan Mayopu 2021). Disko Tanah menjadi praktik kebudayaan Sulawesi Utara yang memiliki konotasi negatif. Penting bagi kita untuk mengakui bahwa aspek negatif praktik ini tetap kita kategorikan sebagai "budaya". Tak selamanya budaya itu adiluhung dan benar secara absolut.

Resepsi negatif terhadap Disko Tanah pun menjadi hal yang sangat disayangkan untuk terjadi. Disko Tanah memiliki potensi sebagai "jembatan modern" bagi budaya-budaya lokal Sulawesi Utara lainnya untuk tersampaikan secara nasional, mengingat kegempitaan musik disko Indonesia modern kini. Dua proviso setidaknya dapat dicurahkan terkait strategi mengubah resepsi Disko Tanah, yaitu rekonsiderasi momentum penggunaan Disko Tanah yang menjadi stimulan immoralisme dan pengintensifan konvergensi budaya-budaya lokal Sulawesi Utara lainnya ke dalam lanskap Disko Tanah.

Rekonsiderasi momentum penggunaan Disko Tanah penting dilakukan guna menghapuskan elemen kekerasan sebagai petanda dari Disko Tanah. Layaknya Diskoria, Disko Tanah perlu untuk menembus dimensi aktivitas leisure agar dapat menjadi konsumsi nasional yang menawarkan afeksi positif. Representasi positif perlu digiatkan oleh para musisi-musisi Disko Tanah Sulawesi Utara demi tercapainya potensi yang memuncak.

Konvergensi budaya-budaya lokal Sulawesi Utara ke dalam genre Disko Tanah juga penting dilakukan guna menghindari jatuhnya genre ini ke dalam aliran musik yang mengambang tidak jelas. Percampuran instrumental dengan---misalnya---kolintang, salude, yori, dll dapat dilakukan agar semakin memperkuat Disko Tanah sebagai penanda sahih budaya bermusik Sulawesi Utara. Percampuran substansial juga dapat dilakukan dengan memasukkan pesan-pesan yang menunjukan spirit kebudayaan Sulawesi Utara ke dalam lirik-lirik lagu Disko Tanah. Penggunaan bahasa khas nan vernakular pada lirik-lirik lagu Disko Tanah juga tentunya dapat memperkental kekhasan Sulawesi Utara dalam aliran musik ini.

Sebagaimana evolusi disko secara umum dan Diskoria bawakan secara khusus tunjukkan, potensi musik disko sangatlah luas untuk terbuka. Premis ini dapat diinjeksikan ke dalam musik Disko Tanah. Perlu adanya perubahan struktural terhadap bagaimana Disko Tanah ini dimainkan dan diperlakukan. Sebagai hasil luaran, apabila tercapai pembenahan musik Disko Tanah ini, maka akan semakin kaya pula khazanah kebudayaan Sulawesi Utara dan sekaligus Indonesia. Akan semakin jelas pula apa yang dimaksud dengan Disko Indonesia. Sebuah distingsi yang tentunya akan menguntungkan para pelaku dan penikmat seni.

Catatan ini hanyalah mengawinkan fenomena kebangkitan disko kontemporer Indonesia dengan eksistensi Disko Tanah tanpa pembahasan yang sangat mendalam terhadap dua isu tersebut, dan penulis menyadarinya. Tambahan, sanggahan, kritik, serta argumentasi lain yang bersifat native sangatlah dibutuhkan untuk memperdalam dan memperluas horison pembahasan topik ini.

Sedikit Referensi:

Akbar, Satria Yanuar. 2021. "Ampa Wayer, Disko Tanah, Dan Kebebasan Berkesenian Di Sulawesi Utara - Koalisi Seni." Koalisi Seni.

Hilton, Denny. 2012. "The Birth of Disco | OUPblog." Oxford University Press.

Krisanti, Florentina. 2022. "Disko Tanah: Semakin Beragam, Semakin Bersaing". Kompasiana.

Mandang, Rendy S. 2015. "Studi Tentang Sistem Komunikasi Di Kalangan Preman Teling Atas Manado." ACTA DIURNA KOMUNIKASI 4 (5).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun