Mohon tunggu...
Alex Bachtiar
Alex Bachtiar Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa IAIN Jember A7 2019

Jangan ingin saja, tapi berusahalah! Ingat kalo udah di atas jangan lupa yang di bawah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senangnya Aku Menjadi Santri

27 Maret 2020   18:54 Diperbarui: 27 Maret 2020   19:08 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Senagnya aku menjadi santri!

Pernahkah kamu menjadi santri? Menjadi santri sangatlah menyenangkan karena santri itu mempunyai karakter yang baik. Santri ialah, seseorang yang berpendidikan agam islam di dalam pondok pesantren, biasanya hingga menetap sampe beberapa taun hingga pendidikanya selesai.

Di dalam pondok pesantren juga ada romo kyai/nyai dan bapak/mbak pengurus, untuk mendidik seseorang santri yang ingin mencari ilmu. Santri harus taat kepada pengurus pondok pesantren, Karena pengurus sudah disahkan untuk mendidik para santri untuk belajar tentang ilmu agama/nahwu.

Bukan hanya itu, menjadi santri itu sangatlah senang. Di mana pun dia berada pasti bertemu dengan teman-temanya. Bahkan bangun tidur aja, sudah ketemu teman-temannya.

Selain itu santri diajarkan bagaimana caranya agar dapat hidup mandiri dalam melakukan pekerjaan apapun seperti halnya masak, nyuci baju, dll. Biar menjadi santri yang baik kita harus taat, kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh para kyai.

Menjadi santri! berarti kamu adalah orang yang Beruntung! Karena di mana pun, kapan pun itu waktunya seperti ngaji, sholat itu kalian pasti akan bertemu dengan sang kyai.

Apalagi mengaji bersama kyai (kyai guru) merupakan hal yang menyenangkan, karena bisa bertatap muka dan mendapat ilmu yang barokah serta bermanfaat.

Di dalam pondok pesantren memang sangatlah jenuh, terkadang kita kepikiran orangtua yang di rumah, tapi bagaimana lagi itu sudah menjadi salah satu risiko sebagai santri. Orangtua di rumah hanya bisa mendoakan saja, agar anaknya lancar dalam mencari ilmu di dalam pondok pesantren.

Setiap ngaji dimulai, kita sudah dibiasakan untuk membaca nadhoman secara bersama-sama. Ini salah satu cara agar kita tidak jenuh saat mengaji. Bahkan Nadhoman itu juga dilombakaan saat acara akhirussanah. Sehingga semua kelas sangat bersemangat dalam belajar nadhoman tersebut, agar kelas mereka bisa menjadi pemenang.

Itu adalah sedikit kisah indahnya belajar di pondok pesantren. Semoga dapat menginspirasi. Yuk mari kita ajak adek kakak kita ataupun saudara yang lain untuk mondok. Karena mondok itu keren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun