Akhir-akhir ini kita semua tentu sudah sering mendengar betapa banyaknya pemberitaan positif terkait dengan sosok cagub fenomenal yang kita kenal dengan nama Joko Widodo (Jokowi). Bahkan ia pun mendapat julukan media darling, sebagai seseorang / pihak yang amat dielu-elukan media. Kepopulerannya itu tentu tak luput karena kepemimpinannya yang pro-rakyat selama menjadi walikota Solo.
Lain ladang, lain ilalang. Lain Solo, lain pula Jakarta. Kota Jakarta merupakan kota etalase Indonesia. Sejauh yang saya tahu pun, sampai saat ini, perputaran uang di negeri NKRI ini pun masih terpusat di Jakarta. Sehingga tak aneh Jakarta menjadi magnet bagi siapapun.
Semua orang berlomba-lomba mengejar kekayaan di Jakarta, baik dengan menjadi pejabat, anggota DPR, maupun karyawan di kota "Jaya Raya". Tak pelak, semua yang hijrah ke Jakarta pun diidentikkan dengan pihak yang ingin mengejar status, keuntungan, atau jabatan lebih tinggi demi kepentingannya sendiri. Jokowi tidak luput dari hal ini, di tengah jalan ia meninggalkan pekerjaannya sebagai walikota Solo untuk mengejar jabatan pejabat yang lebih tinggi dan lebih bergengsi sebagai Gubernur Jakarta.
Saat ini Jokowi menjadi elu-eluan warga, namun juga ada beberapa warga yang skeptis seperti di berita ini :
Ya, saya setuju, MUNGKIN Jokowi memang hanya mengejar kepentingannya sendiri untuk mengejar jabatan lebih tinggi dan kemaruk seperti yang diberitakan Pak Nara. Dan juga mungkin benar, dia bakal lupa sama rakyat pada saat sudah menjabat gubernur dan masih banyak prasangka negatif lainnya yang dapat kita pikirkan disini.
Namun di tengah kemungkinan-kemungkinan itu, kita juga tak bisa ingkari fakta pemberitaan bahwa Jokowi ke Jakarta karena "disuruh" oleh Jusuf Kalla, padahal dia pada saat itu sebenarnya tidak berminat untuk meninggalkan kota kecil tercintanya. Lalu kita juga tahu dan bisa mengecek langsung kebenarannya kepada teman-teman kita yang berasal dari kota Solo tentang bagaimana keadaan sesungguhnya dari kota mereka yang kebanyakan dari mereka akan bertutur kata positif. Dan bagaimana sayangnya warga Solo selama 7 tahun diperintah Jokowi, mereka bahkan menganggap Jokowi sebagai reinkarnasi raja-raja masa lalu yang keras namun adil dan mengasihi rakyatnya.
Saat ini banyak berita negatif yang ingin menjatuhkannya, mulai dari fitnah sampai dengan rekayasa ditambah dengan ketidakpastian di awal tulisan saya tadi. Tetapi saya cuma berpikir sederhana, melihat fakta yang terjadi di Solo dan "sebuah pilihan berkumis lain" yang nyata-nyata telah 5 tahun memperbuat hal-hal yang persis dengan berita negatif yang sekarang disangakakan padanya seperti lupa rakyat jika sudah naik, dugaan korupsi, penyelewengan APBD...
Kok, hanya dengan pikiran logika saja, kita sudah wajib memberi kesempatan pada orang ini... apalagi dengan hati, pikirkan masak-masak 10 tahun yang telah lalu di Jakarta, bandingkan dengan 7 tahun yang telah lalu di Solo.
Ya, saya wajib memberi kesempatan pada orang ini...
Kalau anda sendiri? ,... itu hak anda, tetapi saya hanya titip pesan, janganlah Golput, bantulah diri anda sendiri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H