Mohon tunggu...
Alexander Sugiharto
Alexander Sugiharto Mohon Tunggu... Pengacara - Chairman and Founder dari Indonesian Legal Study for Crypto Asset and Blockchain (IndoCryptoLaw)

Penulis dari Buku berjudul Blockchain dan Cryptocurrency: Dalam Perspektif Hukum di Indonesia dan Dunia (2020) dan Buku berjudul NFT dan Metaverse: Blockchain, Dunia Digital dan Regulasi (2022). (buku tersedia di google playbook)

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Artikel Utama

Dampak Sistemik Luna dan UST pada Ekosistem Pasar Aset Kripto

19 Mei 2022   12:50 Diperbarui: 22 Mei 2022   01:09 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Kebijakan the Fed Dalam Menaikan Suku Bunga

Sehari setelah the Fed mengumumkan keputusan untuk menaikan tingkat suku bunga sebesar 50 - 75 basis poin, maka pada saat itulah dimulai masa-masa kritis bagi para investor untuk menginvestasikan dananya pada instrumen investasi berisiko seperti saham, pasar komoditi (cryptocurrency) dan instrumen derivatif lainnya dan lebih memilih instrumen investasi berisiko yang lebih rendah seperti money market (pasar uang). 

Efek yang dihasilkan dari kebijakan the Fed dengan menaikan suku bunga dinilai dapat menekan laju inflasi yang sudah sangat mengkhawatirkan. 

Berdasarkan data dari TradingEconomics.com, tingkat inflasi di negara Amerika Serikat pada bulan April 2022 sebesar 8.3% turun dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 8.5%. 

Jika dilihat secara jangka panjang, maka tingkat kenaikan inflasi di Amerika Serikat pada Bulan April 2022 adalah tertinggi sejak 25 tahun terakhir. Hal ini tentunya sungguh sangat mengkhawatirkan bagi the Fed yang memiliki tugas dalam menjaga moneter agar tetap stabil. 

Dampak pandemi yang berkepanjangan yang menyebabkan penurunan laju perekonomian dan situasi dunia yang semakin memanas dikarenakan konflik Rusia dan Ukraina menjadi faktor yang memperburuk keadaan di negara Paman Sam tersebut. 

Kepanikan Investor di Pasar Aset Kripto di Dunia

Penurunan secara mendadak dan brutal dari Aset Kripto Bitcoin menjadi pertanda yang buruk bagi perkembangan Pasar Aset Kripto di dunia. Ketika investor kelas paus (Whale) telah keluar dari Pasar Aset Kripto yang berisiko tinggi dan beralih ke instrumen investasi berisiko rendah, hal tersebut dapat menimbulkan efek domino yang di mana investor retail lainnya juga ikut beramai-ramai membuang aset kripto mereka dan beralih ke Aset Kripto stablecoin yang memiliki nilai yang stabil (dengan nilai 1:1 dengan mata uang USD).

Namun hal ini malah menjadi jebakan Batman yang berujung pada pusaran kematian (Death Spiral) bagi investor dan Pasar Aset Kripto dan memicu kepanikan secara masif pada Pasar Aset Kripto di Dunia.

Kehancuran Aset Kripto Luna dan Stablecoin UST Dalam Waktu Bersamaan

Tipping Poin dari kepanikan Pasar Aset Kripto adalah pada saat Stablecoin UST kehilangan nilai stabilnya (USD pegged) dari level $1 terjun ke level $0.756 lalu terjun bebas lagi ke level $ 0.290 dan berakhir mengenaskan di level terendah dan mustahil untuk diselamatkan pada level $0.0903. 

Keadaan yang lebih mengenaskan lagi adalah di mana pada saat investor menaruh harapan pada Aset Kripto stablecoin, namun disaat yang bersamaan investor mengalami kerugian yang sangat masif. 

Ditambah lagi, nilai Aset Kripto Luna yang terus merosot yang membuat kerugian investor menjadi 2x lipat. Lalu bagaimana ini semua dapat terjadi? mari kita bahas satu per satu.

Sedikit Pembahasan tentang Terra, Luna & UST 

Terra adalah sebuah nama jaringan lockchain yang memiliki ekosistem terdesentralisasi yang awal penggarapannya dimulai pada tahun 2018 oleh Terraform Labs. 

Pendiri dari Terraform Labs adalah Do Kwan yang merupakan lulusan universitas ternama di Amerika Serikat serta pernah bekerja untuk Apple dan Windows dan Daniel Shin atau lebih dikenal dengan nama Shin Hyun-sung yang merupakan Co-Founder dan CEO dari Ticket Monster. 

Kolaborasi maut dari kedua Founder dan Co-Founder yaitu dengan meluncurkan proyek Aset Kripto Luna dan UST yang pada saat itu menjadi sangat populer. 

Berdasarkan dari situs Crunchbase.com, beberapa investor dan Venture Capital kelas paus dan kakap juga turut mendukung proyek ambisius ini. Nama besar seperti Binance (Market Place Cryptocurrency terbesar di dunia), Dunamu (Pemilik dari Upbit yang merupakan Exchanger ternama di Korea Selatan), Huobi Capital (Exchanger terbesar dari Cina), OKEx (Exchanger ternama dari Korea Selatan) dan Coinbase Venture (Exchanger pertama di dunia dan ternama di Amerika Serikat). 

Dengan total seluruh pendanaan yang pernah masuk ke kantong Terraforms Labs dan Luna Foundation Guard (LFG) sebesar $58M.

Pada masa kejayaannya, Terraform Labs telah berhasil mengembangkan jaringan blockchain yang memiliki algoritma Stablecoin yang di mana $100 Aset Kripto Luna yang dibakar (burn) dapat menciptakan $100 UST (stablecoin), dan sebaliknya $100 UST yang dibakar (burn) akan menciptakan $100 Aset Kripto Luna. 

Jadi singkatnya stablecoin yang dibuat tersebut didukung (backed-asset) Aset Kripto Luna. Namun disinilah awal mula kekacauan tersebut terjadi dan menciptakan Death Spiral (Pusaran Maut) yang tidak berujung.

UST & Luna: Death Spiral yang Tidak Berujung

Semua berawal dari Maret 2022, ketika the Fed mengumumkan untuk pertama kalinya mengenai kenaikan suku bunga 25 basis poin. Hal ini kurang begitu mendapat sambutan yang berarti dari investor, meskipun Bitcoin telah turun ke level 37,000 an pada awal Maret 2022, namun sempat bullish ke level 48.000 an pada akhir Maret 2022. 

Sementara itu, awal Maret 2022 tersebut diduga sang Founder, Do Kwan telah menjual bitcoin yang menjadi cadangan aset dari stablecoin UST untuk membeli kembali Aset Kripto Luna yang dibuang oleh investor, Do Kwan tidak memilih untuk membakar salah satu aset kriptonya agar harga tidak mengalami perubahan yang drastis (ingat penjelasan mengenai death spiral di atas, yang di mana jika membakar aset yang satu maka akan menciptakan aset yang baru lainnya). 

Kehancuran katastropik terjadi ketika Do Kwan sudah tidak memiliki cadangan bitcoin dan dalam waktu bersamaan di awal bulan Mei 2022, the Fed mengumumkan untuk menaikan suku bunga yang agresif sebesar 50 - 75 basis poin yang menyebabkan investor menarik semua dananya dari Pasar Aset Kripto yang menyebabkan harga Bitcoin langsung anjlok dalam hitungan detik ke level $30.000 an. 

Hal ini menyebabkan kepanikan di Pasar Aset Kripto karena investor retail akan mengambil posisi jual (sell), namun hanya Do Kwan yang mengambil posisi beli (buy) untuk menyelamatkan proyeknya dari kehancuran.

Dan benar saja, tanggal 12 Mei 2022 dikenang oleh komunitas aset kripto sebagai hari belasungkawa bagi kematian Aset Kripto Luna dan UST. 

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi

Dampak Sistemik yang Ditimbulkan dari Kehancuran UST & Luna

Perlu diketahui bahwa Aset Kripto Luna dan stablecoin UST merupakan aset kripto yang memiliki Kapitalisasi Aset (Market Cap) yang cukup besar dengan Pasar Dominan (Market Dominance) tertinggi pada tanggal 11 Maret 2022 sebesar 2.09% di harga $88 untuk Aset Kripto Luna, sehari sebelum kehancuran UST & Luna terjadi.

Dengan pengaruh yang sangat besar tersebut dan transaksi yang besar dari kedua aset kripto, maka mayoritas ekosistem aset kripto akan mendukung kedua aset kripto tersebut; dari melayani transaksi spot, staking, lending sampai kontrak futures Luna dan UST. Tidak hanya itu, stablecoin terkenal seperti USDT, USDC dan BUSD juga menjadi pairing setia untuk Aset Kripto Luna ini.

Bisa dibayangkan, jika di dalam suatu ekosistem ada 2 aset kripto yang memiliki market cap yang besar dalam waktu yang singkat mengalami fenomena bubble burst, maka akan berdampak sistemik bagi ekosistem Pasar Aset Kripto

Contoh Kasus Dampak Sistemik yang Ditimbulkan

Jika sebuah Exchanger yang melayani perdagangan Luna & UST dan mematok fee yang langsung dipotong dari aset kripto tersebut, belum lagi fee untuk transfer wallet to wallet juga dikenakan fee yang langsung dipotong dari aset kripto tersebut. Maka dapat dibayangkan jika Exchanger besar yang melayani triliunan transaksi Luna & UST dalam sehari dan mendapatkan keuntung fee sebesar 2000 Luna/hari yang jika diuangkan pada tanggal 11 Maret 2022 adalah 2000 Luna x $88 = $176,000 atau setara dengan Rp. 2.552.000.000,- (rate Rp. 14.500) maka keuntungan tersebut langsung merosot menjadi $0,002 (2000 Luna x $0,000001). Sangat horor bukan?

Dampak lainnya adalah rusaknya ekosistem stablecoin di Pasar Aset Kripto, contoh kasus mereka yang memegang Aset Kripto UST secara bersamaan akan langsung beralih (swap) ke stablecoin lainnya seperti USDT, USDC dan BUSD yang menyebabkan tingginya demand daripada supply (stablecoin bermain pada algoritma demand and supply dalam menstabilkan harga).

Belum lagi staking, lending, kontrak future dan ekosistem lainnya yang juga ikut terganggu yang dapat menyebabkan efek yang berkepanjangan pada saat situasi market yang sedang tidak menentu.

KESIMPULAN: Apa yang Harus Dilakukan?

Pada saat sebagian orang harus kehilangan asetnya dikarenakan fenomena Luna Crash, maka yang akan terjadi di mana market akan sangat bullish, semua chart akan menjadi hijau fenomena ini lebih dikenal dengan istilah fake euphoria. 

Namun disitulah jebakan Batman berada, harga akan terus di pump lalu di dump, tetaplah waspada dengan tetap menjaga likuiditas, selalu melakukan analisa fundamental sebelum membeli dan berinvestasi (Do Your Own Research), Taking Profit sebelum Anda menjadi Taking Profit orang lain, jangan cepat FOMO dan hype dengan isu yang tidak benar lainnya.

Manfaatkan setiap momen yang ada untuk mendapatkan keuntungan tanpa bersifat rakus (greedy) dengan memperhatikan likuiditas. Trader yang cerdas adalah trader yang dapat memanfaatkan situasi tanpa harus menjadi korban ketamakan.

Namun jika Anda merasa takut, keluar dari market adalah jalan satu-satunya sampai kondisi dirasa sudah aman dan kondusif, mungkin menikmati gambar NFT dan bermain Axie Infinity bisa mengobati kebosanan dengan tetap mendapatkan cuan.

Alexander Sugiharto, SH

Konsultan Hukum, Crypto Analyst, Penulis dan Pengarang Buku

Chairman and Founder Indonesian Legal Study for Crypto Asset and Blockchain

(Artikel ditulis berdasarkan perspektif dan pendapat pribadi dari Penulis, selalu melakukan penelitian sebelum berinvestasi di aset kripto yang berisiko tinggi, Keuntungan Milik Anda, Kerugian Bukan Milik Saya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun