Mohon tunggu...
Alexander Silaen
Alexander Silaen Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Peziarah damai

Di JPIC (Justice, Peace and Integrity of Creation) Kapusin Medan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskah adalah Persatuan

3 April 2021   17:06 Diperbarui: 3 April 2021   17:21 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah renungan dalam ibadat Paskah               

Empat puluhan hari kita mempersiapkan diri menyambut paskah dengan puasa, pantang, amal dan doa. Artinya, 40 hari ini kita pelan-pelan merajut kembali persatuan kita yang lebih utuh dengan Allah dan sesama, yang selama ini dirusak oleh dosa-dosa. 

Maka pada malam ini kita pantas bersuka cita dan tertawa seraya berseru "Halleluya, selamat Paskah, selamat melewati masa berahmat dan kini kita baru". Malam ini kita bangkit dan menang bersama Kristus. Malam ini kita diajak merenungkan persatuan kita kembali dengan Allah berkat paskah Kristus.

 Paskah Yahudi

Kesatuan Yahudi sebagai suku/bangsa pilihan diobrak-abrik oleh perbudakan di Mesir. Bukan hanya itu, keintiman mereka dengan "Allah" terkontaminasi oleh paham "dewa" orang Mesir. Maka Allah melalui Musa mau merajut/mempersatukan kembali hubunganNya dengan umat pilihanNya itu. 

Peristiwa itu diawali dengan menyatukan anggota keluarga dalam santap bersama anak domba, dan mengoleskan darah anak domba itu pada jenang pintu. Tujuannya, untuk memperjelas sejak awal siapa yang akan ikut dengan Allah atau tinggal di Mesir.

Perjalana selama 40 tahun di padang gurun merupakan proses penyatuan kembali antar suku Yahudi dan Yahudi dengan Allah. Laut merah mereka lewati artinya pengaruh Mesir dengan tegas harus mereka tinggalkan. 

Penetapan janji dengan Allah di G. Sinai merajut kembali komitmen persatuan yang lebih solid. Peristiwa ular tenung, gempa yang membunuh sekian banyak yang tidak percaya merupakan seleksi bagi mereka yang ingin bersatu dengan Allah.

Orang yang beriman, setia, komit, memberi diri dituntun Allah akhirnya akan bersatu dengan Allah. Sebaliknya ragu, ingin kembali ke Mesir sehingga tak mau memberi diri kepada Allah tdk sampai di Kanaan.

 Paskah Yesus

Alleluya, Yesus bangkit dari mati. Ia mengalahkan dosa dan maut yang menghancurkan manusia. KebangkitanNya memulihkan kembali komunikasi manusia yang rusak (dengan Allah dan sesama) karena dosa. KebangkitanNya mempersatukanNya kembali dalam kemuliaan ke-AllahanNya. Juga memberikan jalan kemuliaan kepada kita untuk bersatu dengan Bapa kita.

Allah membangkitkan Yesus karena ia menjadi hamba yang utuh kesetiaan dan ketaatanNya kepada Allah, terutama saat menjalani sengsaranya. Setelah bangkit Dia berpesan kepada para wanita akan mendahului para murid ke Galilea. Galilea adalah tempat mereka bersatu dulu dan Yesus ingin kembali bersatu dengan mereka seperti dulu, sebelum kembali bersatu dengan BapaNya.

Pemberian diri Yesus membuat persatuan terjadi. Pemberian diri para wanita disubuh membuat mereka berjumpa dengan Yesus dan menjadi pewarta kebangkitan yang pertama. Percaya dan mau para murid kembali ke Galilia  (dari Yerusalem) membuat mereka reuni/bersatu.

Paskah Kristen

Baptis, itulah paskah setiap kita. Dengan baptis, kita dipersatukan dengan Allah, kita menjadi anakNya, ahli warisNya yang akan bersatu selamanya dengan Dia. Malam ini kita membarui janji babtis, janji persatuan kita dengan Allah. 

Dalam hal ini dituntut komitmen, sama seperti orang Yahudi di padang gurun, mau dituntun Allah. Tanpa sebuah komitmen/pemberian diri untuk semakin erat, kita akan mati di padang gurun, digigit ular tedung lambang keganasan tantangan iman kita pada zaman ini. Berilah dirimu dibimbing oleh Allah agar kamu sampai ke Kanan abadi. 

Paskah (bangkit) artinya saat kita kembali mempererat persatuan dengan Yesus dan sesama, menjadi manusia baru yakni manusia yang ada bersatu. Setiap tahun kita peringati paskah agung, setiap hari minggu kita merayakan paskah artinya kita senantiasa disatukan dengan Allah, disatukan dengan sesama. Sejauh mana kita memberi diri, siap yang mau dibarui dan dituntun Allah agar bergerak bersatu dengannnya dan dan sesama?

Paskah Bangsaku

Bangsaku tercerai berai terseret oleh paham dan idealisme yang berbeda dan bertangan, bahkan terorisme. Persatuan yang sangat rapuh membuat semua aspek hancur berkeping-keping, mulai dari agama, partai, organisasi, gaya politik yang berlaku, hidup sosial yang sangat senjang. Semua ini terjadi karena egoisme yang berlebihan. Orang berbuat untuk mendapat sesuatu untuk dirinya. 

Sebenarnya adalah berbuat sesuatu demi mempersatukan anak bangsa. Agama, partai, organisasi dll ada untuk mempersatukan. Semoga bangsa ini mengalami paskah, maka mari kita memberi andil demi persatuan bangsa ini. Semoga tidak ada musuh kita dan semoga kita bisa mengekang perasaan memusuhi.

 Paskah Kita

No man is an islan. Manusia bukan sebuah pulau yang dapat hidup sendiri. Manusia butuh dekat dan bersatu dengan manusia lain. Mereka harus berbagi, saling memberi sehingga saling saling melengkapi atau  mengutuhkan. Jadi paskah kita adalah - self giving attitude (sikap pemberian diri, pengurbanan untuk sesama) demi keutuhan pribadi kita dan kesatuan intim dengan sesama.

 Yesus memberi nafasnya, para murid juga memberi hidupnya, kita juga harus demikian. Jadi paskah kita adalah memberi kepada sesama. Mari, buat pikiran, kata-kata, sikap, laku, dan energi kita positip kepada sesama kita agar ia menjadi manusia yang lebih utuh dan manusia yang membutuhkan sesamanya. Ada bersama sesama itulah kebahagiaan dan itulah buah paskah.

Jadi, musuh utama paskah kita adalah do ut des: aku memberi agar anda memberi (mkn lebih) dan egoisme. Sikap ini mengarahkan kita pada sikap berdagang, cari untung, sikap koruptif dan disintegratif (memecah). Tindakan ini akan mengalirkan kepada orang energi-energi negatip. Selain orang menjadi negatip kita sendiri akan negatip. Meninggalkan sikap negatip ini akan membuat kita bersatu kembali. Bersatu dengan Allah dan bersatu dengan sesama. Inilah paskah kita. Apakah pada Paskah ini ada perasaan lebih akrab atau bersatu dengan Tuhan dan sesama? Jika ya, kita sudah ber-Paskah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun