Tuhan memberikan kepada setiap manusia (tanpa kecuali) hak yang tidak boleh dilanggar. Hak itu mutlak dihormati agar hidup damai, jika sebaliknya hidup kacau. Jika terorisme tidak menghormati martabat transenden manusia maka sebenarnya terorisme tidak mengenal Tuhan, tidak mengenal Tuhan berarti tidak beragama secara benar.
Jika DAMAI merupakan cita-cita dan perjuangan saudara, kedua tokoh ini (Paus dan Imam) menyuarakan harapan kita juga. Tidak ada tokoh yang berkehendak baik dan pencinta damai mengatakan agama berkaitan dengan terorisme. Ada banyak tokoh yang mengatakan tegas membasmi terorisme tapi tidak mengatakan membasmi agama yang "diikuti" si teroris. Jika ada seseorang mengatakan bahwa teroris "memiliki" agama itu dalam artian "memperalat" agama.
Paus Fransiskus dan Ahmad Al-Tayyeb lebih beriman dan beragama daripada kita. Mereka tidak keliru memahami Iman mereka. Mereka juga tidak munafik dengan menutupi aib agama mereka karena "menggendong" teroris. Mereka juga tidak mau cari tenar dengan pendapat dan kedirian mulia mereka. Tuhan menghadirkan agama-agama di dunia, agar dunia damai. Yang pasti pengacau damai akan selalu ada. Bagi kita yang berkehendak baik, pikirkan dan perjuangkan damai apapun caranya karena Tuhan mau kita Damai. "Damai sejahtera bagimu". Amin.
Bahan Bacaan: Ensiklik Fratelli Tutti dari Bapa Suci Fransiskus Tentang Persaudaraan Dan Persahabatan Sosial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H