Yang tidak habis pikir, hei kamu binatang!
Sudah terbiasakah kalian menghilangkan nyawa orang lain di tanganmu? Konon katanya ada pekik suara yang menyerukan nama Tuhan disana, Tuhan mana yang Kau tinggikan padahal begitu kau melakukan itu, Tuhan itu menjadi tuan yang rendah di mata makhluknya.
Nah binatang-binatang ini memang tidak membunuh orang-orang yang saya jumpai, mereka mengeksekusi empat orang warga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah diduga menjadi korban pembunuhan dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Dan kebetulan empat orang ini adalah bagian dari Gereja Bala Keselamatan yang besar di Kabupaten Sigi.
Agak heran dimana hati para eksekutor ini, kalau mereka mempelajari pola pelayanan Gereja Bala Keselamatan, seyogyanya mereka berterimakasih karena yang mereka bunuh itu adalah para pelayan-pelayan Tuhan yang sama sekali tidak tahu alasannya kenapa harus mereka yang harus dijagal.
Di tengah Pemerintah berjibaku menghadapi pendemi Corona, di tengah masa Advent Pertama. Dimana seluruh Umat Kristiani menanti kelahiran Sang Kristus, para binatang ini seperti seorang pengecut, menebar terror dan provokasi di tengah Kabupaten Sigi yang 2 tahun lalu juga mengalami bencana besar dan sedang merekonstruksikan wilayahnya yang aman untuk semua masyarakat.
Harapan besar saya sederhana, kita doakan para korban ini agar menjadi martir Kristus yang memberikan sebuah harapan besar, cukup disini para korban terorisme berakhir, sambal kita menunggu aksi para penegak hukum konsisten untuk benar-benar menumpas jaringan terorisme yang tadinya dipimpin oleh Santoso CS, kini di tangan Ali Kalora CS, harapan besar juga mereka ditangkap semua, tanpa muncul lagi tokoh setelah Ali Kalora.
Saya tutup tulisan ini dengan sebagian lirik lagu menjelang Natal yang judulnya, Born on Christmas Day oleh Kristin Chenoweth :
This is the story, the power and the glory !
Three wise men knelt to pray !
A guiding star had led the way !
There He lay, born on Christmas Day !