Menyingkap Realitas Munafik Manusia Lewat Lagu "Etalase" Barasuara

Barasuara merupakan band indie rock asal Jakarta. Mereka dikenal dengan musik rock progresifnya yang berani dan inovatif, disertai penggunaan diksi lirik yang sarat akan makna, serta kerap kali mengangkat tema sosial dalam lagu-lagu mereka.

Mereka merilis album terbaru "Jalaran Sadrah" pada 21 Juni 2024 lalu. Album yang telah dinantikan para penunggang badai (sebutan penggemar barasuara) selama kurang lebih 5 tahun.

Pengerjaan album ini dimulai sejak pandemi tahun 2020 silam, itulah mengapa lagu-lagu yang ada di dalamnya seolah menggambarkan hiruk pikuk permasalahan dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu nya melalui Etalase yang merupakan trek kedua dalam album ini, lagu yang akan membawa kita kedalam riuhnya realitas dunia yang kita tempati. Lagu ini dibuka melalui verse sebagai berikut.

Kita adalah pameran
Dari ribuan kegagalan
Etalase kepalsuan
Tanpa jiwa dan kebahagiaan

Lirik diatas menjelaskan bagaimana manusia memiliki kecenderungan untuk mengelabuhi, melebih lebihkan realita yang semestinya. Mulai dari komunal kecil di dalam masyarakat hingga jejaring dunia maya. Hal tersebut semakin ditekankan pada bagian pre-chorus dengan lirik semacam "Bagai katak dalam tempurung, Merasa besar padahal tanggung".

Memasuki bagian chorus, Barasuara menangkap sisi munafik manusia melalui tingkah laku dan rutinitas sederhana yang jarang disadari.

Serba-serbi kita semua
Semakin jarang untuk berkaca
Komparasi dan validasi
Menu pokok setiap hari

Mawas diri dan introspeksi seakan menjadi suatu hal yang tabu. Manusia terbiasa untuk tidak berkaca pada diri sendiri, justru terfokus pada pengejaran atas pengakuan dari orang lain. Bukankah memiliki kesadaran diri adalah sebuah hal dasar yang menjadikan manusia sebagai "manusia"?

Menuju penghujung lagu, yaitu pada bagian outro Barasuara semakin eksplisit dalam membeberkan kepalsuan yang ada.

Lebih terkenal tak lebih baik
Sudah terbukti banyak yang munafik
Punya orang tua berkuasa
Merasa bebas menganiaya

Bait diatas mengungkap sisi munafik manusia melalui spektrum yang lebih luas. Tak hanya kita sebagai segelintir individu dalam bermasyarakat namun individu yang memiliki peranan langsung terhadap keberlangsungan khalayak umum.

Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, mulai dari kasus tokoh masyarakat yang acapkali menimbulkan kontroversi, lalu gagalnya para elit dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi rakyat, hingga beberapa kasus tindak pidana yang dilakukan anak pejabat.

Melalui lagu etalase, barasuara menyingkap kemunafikan manusia dengan sangat keras dan blak-blakan. Barasuara seakan mengingatkan manusia mengenai pentingnya untuk menekankan kejujuran dan ketulusan dalam kehidupan sosial.

Etalase juga dapat diinterpretasikan sebagai bentuk kritik terhadap orang-orang yang lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai instrumen bermasyarakat dan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup khalayak umum.

Sebagai tambahan, ada dua lagu bernuansa indie rock yang serupa dengan etalase. Pelantur dari The Adams dan Kenakalan Remaja di Era Informatika dari Efek Rumah Kaca. Keduanya menyuguhkan euforia kepada pendengar di tengah dunia yang semakin kacau balau dewasa ini.