Lembaga-lembaga pendidikan hukum dan sistem pendidikan hukum;Â
Sarana dan prasarana fisik dan non fisik;Â
Lembaga-lembaga pembangunan hukum yang profesional;Â
Anggaran negara untuk pembangunan hukum nasional.Â
    Sepuluh unsur sistem hukum ini saling mempengaruhi dan bersinergi sehingga, jika salah satu unsur saja tidak berfungsi diterapkan seefektif mungkin, atau kewajiban dan fungsi SDM nya tidak memadai, dan lain-lain maka seluruh sistemnya bisa macet. (Prabandani, 2022)
Â
 APAKAH PANCASILA MASIH RELEVAN SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN BANGSA INDONESIA?
Semakin hari, semakin berkembangnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari kita, yang mempermudah kita untuk mencari informasi dan bertukaran pendapat masing-masing. Dengan pengembangan ini, kita diperhadapkan juga dengan pemikiran atau ideologi orang lain yang berbeda dengan Pancasila. Ditambah juga dengan  banyak generasi muda Indonesia cenderung mencintai segala hal yang jauh lebih menarik ketimbang yang lebih bermanfaat untuk mereka.
Muharrir Mukhlis mengatakan bahwa Pancasila bukan hanya sekumpulan lima sila saja, tetapi Pancasila adalah sebuah sistem nilai yang luas dan bersangkut paut. Nilai-nilai dalam Pancasila selalu berkaitan dan mampu menopang satu sama lain. Seperti Ketuhanan sebagai norma moral bagi bangsa Indonesia, Kemanusiaan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, Persatuan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, Kerakyatan mewujudkan demokrasi dan partisipasi rakyat dan Keadilan sosial menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Mukhlis, 2024)
Pancasila sebagai ideologi yang universal dan mampu menyesuaikan terhadap kemajuan dan perubahan zaman. Kelima sila tersebut dapat dilaksanakan dan diartikan dalam berbagai konteks dan situasi serta nilai-nilai kehidupan. Sebagai ideologi yang mampu menerima masukan oleh siapapun, membuat Pancasila dapat menerima pemikiran baru dari luar dan mengembangkannya agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Bangsa Indonesia.
Tantangan Pancasila di Era Globalisasi