Mohon tunggu...
Alexander Jason Wirawan
Alexander Jason Wirawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Kolese Kanisius

Halo teman-teman, nama saya Jason. Bagi saya, mempelajari berbagai informasi dan pengalaman baru merupakan hal yang sangat menyenangkan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2024: Rahasia Gelap di Balik Strategi Politik Gimik

26 April 2024   23:15 Diperbarui: 29 April 2024   08:48 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama pemilihan umum 2024, kampanye politik dengan strategi gimik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari praktik politik di Indonesia. Berbagai macam jenis gimik telah muncul selama pemilihan umum 2024, baik dari para calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). 

Gimik politik sendiri merupakan strategi atau taktik yang dimanfaatkan para calon capres dan cawapres untuk menarik perhatian masyarakat dengan membentuk sebuah citra tertentu yang diinginkan, biasanya dengan memanfaatkan unsur-unsur humor melalui bantuan media massa. 

Strategi gimik politik ini sering kali dilakukan dengan tujuan untuk menarik perhatian para masyarakat Indonesia. Selain itu, gimik politik ini dilakukan untuk membuat para masyarakat Indonesia lebih mudah mempercayai janji-janji para politikus dan partai politik. 

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah strategi politik dengan gimik seperti ini benar-benar digunakan para calon presiden dan wakil presiden untuk mempromosikan visi dan misi mereka, atau hanya sekedar manipulasi untuk memenangkan suara para rakyat?

Sekilas Mengenai Gimik Politik Selama Pemilihan Umum 2024 

Pada pemilihan umum 2024, pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran menggunakan gimik joget gemoy dalam kampanye mereka. Gemoy, sebuah gerakan dansa yang sederhana namun menghibur, menjadi populer di kalangan masyarakat dan media sosial. Keberhasilan gemoy dalam menarik perhatian masyarakat membuktikan bahwa gimik politik dapat menjadi strategi yang efektif untuk memenangkan dukungan publik. 

Dengan adanya gemoy, pasangan calon ini mampu memperkuat citra positif mereka di mata pemilih, terutama di kalangan generasi muda, serta menjadikan kampanye mereka lebih menarik dan relevan dengan tren yang ada. Keunggulan elektabilitas mereka dibandingkan dengan pasangan calon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, yang tidak terlalu memanfaatkan strategi gimik politik, juga menjadi bukti yang kuat bahwa gimik politik menjadi strategi yang ampuh untuk memenangkan suara para rakyat Indonesia di pemilihan umum 2024.

Bagaimana Politik Gimik Berdampak pada Demokrasi

Strategi kampanye dari kedua pasangan, Prabowo-Gibran, membuktikan bahwa dengan adanya gimik politik, masyarakat Indonesia cenderung mudah terpengaruh oleh gimik yang spektakuler dan lucu. Mereka seringkali tidak memperhatikan substansi janji-janji politik secara jelas. Akibatnya, dalam sistem politik Indonesia, masyarakat menjadi lebih rentan terhadap pengaruh politikus dan partai politik yang hanya ingin menarik perhatian dan meningkatkan elektabilitas mereka.

Selain itu, gimik politik memberikan kesempatan bagi politikus dan partai politik untuk memanipulasi informasi dan opini guna mempengaruhi pemikiran masyarakat. Dengan adanya strategi ini, politikus dapat lebih mudah menonjolkan diri mereka dan mendapatkan keunggulan. Namun, hal ini juga menyebabkan masyarakat menjadi lebih skeptis terhadap politikus dan partai politik, sehingga kepercayaan terhadap janji-janji politik semakin menurun.

Dengan sistem gimik politik yang dimanfaatkan secara buruk, narasi demokrasi di Indonesia dapat terancam. Masyarakat menjadi kurang percaya pada proses politik dan demokrasi karena terlalu banyak manipulasi dan taktik licik yang digunakan untuk memenangkan suara. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak dari gimik politik ini terhadap integritas politik dan kepercayaan masyarakat dalam proses demokrasi di Indonesia.

Menghadapi Gimik dalam Politik sebagai Pemilih

Untuk mengatasi fenomena politik ini, kesadaran masyarakat Indonesia merupakan hal yang menjadi kunci utama. Menjadi pemilih yang cerdas berarti melihat calon pemimpin melalui visi misi mereka secara jelas, serta bagaimana mereka akan merealisasikan semua janji dan visinya, bukan sekedar terpaku pada gimik yang hanya mengandung unsur humor belaka. 

Dengan demikian, kami dapat mempertimbangkan dengan seksama apakah para kandidat memiliki rencana konkret dan integritas yang kuat untuk mewujudkan janji-janji politik mereka. Sebagai pemilih yang bertanggung jawab, seharusnya kami melihat gimik politik hanya sebagai hiburan semata dan memilih secara lebih analitis dan objektif. Oleh karena itu, mari kami memilih pemimpin bangsa kami sesuai gagasannya, bukan gimiknya, demi kemajuan bangsa.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun