Mohon tunggu...
Alexander Halim
Alexander Halim Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Perjuangan: Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda

30 November 2023   23:33 Diperbarui: 30 November 2023   23:56 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "Pada tanggal 28 Oktober, sebuah momen penting yang membekas dalam jiwa bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda, sebuah deklarasi tekad generasi muda bangsa, yang melampaui kata-kata untuk mewujudkan komitmen abadi dalam menjalin keberagaman dan persatuan bangsa. Seiring berjalannya waktu, Timbul pertanyaan: Apakah kita masih mampu menguraikan dan menerjemahkan makna kebangkitan nasional dan Sumpah Pemuda dalam konteks kehidupan berbangsa saat ini?

     Mungkin sekarang saatnya untuk introspeksi, selaras dengan kata-kata Bung Karno, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya." Nilai-nilai kebangkitan nasional yang tertanam dalam Sumpah Pemuda bukan sekedar kenangan nostalgia masa lalu; mereka adalah pilar-pilar abadi pembentuk karakter bangsa, yang masih relevan hingga saat ini.

     Melalui kacamata sejarah, kita menyaksikan pentingnya semangat persatuan dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa. Dari Sumpah Pemuda, mengalir keberanian para pejuang kemerdekaan. Namun, bagaimana kita mengukir makna baru dari peristiwa bersejarah tersebut? Bagaimana kita menjadikan semangat kebersamaan dan persatuan sebagai kekuatan utama pembangunan di era modern ini?

     Introspeksi diri mungkin diperlukan, masih bisakah kita mengapresiasi nilai-nilai kebangkitan nasional seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa? Perlukah kita menjaga keberagaman budaya dan bahasa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari jati diri bangsa? Mari kita renungkan makna Sumpah Pemuda. Mari kita tanamkan nilai-nilai kebangkitan bangsa dalam setiap aspek kehidupan kita, dimulai dari nasionalisme, unsur identitas dan kebanggaan terhadap suatu bangsa atau negara.

     Nasionalisme muncul di tengah-tengah gerakan nasionalis pada masa itu karena beberapa alasan penting. Pertama, Abad Pencerahan Eropa memperkenalkan gagasan tentang hak asasi manusia dan kesetaraan serta mendorong masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Kedua, negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin merasakan penderitaan akibat kolonialisme sehingga memicu keinginan untuk melepaskan diri dari kolonialisme. Perang Dunia I dan II juga berperan penting dalam melibatkan masyarakat secara langsung dan memberikan harapan kemerdekaan.

     Globalisasi dan pertukaran ide juga telah meningkatkan kesadaran akan identitas budaya dan bahasa bersama. Para pemimpin karismatik seperti Gandhi, Sukarno, dan Ho Chi Minh turut memberikan inspirasi dan bimbingan. Organisasi seperti Kongres Nasional India dan Perhimpunan Indonesia membantu menggalang dukungan masyarakat. Nasionalisme di Indonesia diperkirakan lahir sejak berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908,  organisasi modern pertama di Indonesia kala itu.

     Nasionalisme, seperti demokrasi dan komunisme, pada dasarnya adalah ideologi negara modern. Nasionalisme lebih dari sekedar rasa cinta terhadap tanah tempat kita dilahirkan; hal ini mencirikan semangat kebersamaan dan tanggung jawab untuk masa depan negara. Dalam perjalanannya, nasionalisme menjadi pendorong utama lahirnya persatuan dan kesatuan pemuda, harapan masa depan bangsa.

     Generasi muda dengan semangat yang membara mengibarkan panji persatuan menghadapi berbagai tantangan zaman. Melalui pemahaman mendalam tentang hakikat nasionalisme, pemuda menjadi kekuatan utama yang merajut cerita kebangsaan, membentuk landasan kokoh bagi persatuan dan kesatuan yang kini menjadi pilar dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. 

     Di negara yang sangat beragam seperti Indonesia, menumbuhkan rasa nasionalisme dan persatuan nasional yang kuat di antara warga negaranya, khususnya di kalangan generasi muda, masih merupakan tantangan yang krusial. Pemuda, sebagai pemimpin masa depan dan pengambil keputusan bangsa, memainkan peran penting bagi negara ini. Namun mereka juga menghadapi hambatan dalam menganut nilai-nilai ini sepenuhnya.

     Salah satu tantangan utamanya adalah persepsi bahwa nasionalisme dapat disalahartikan menjadi bentuk intoleransi atau diskriminasi terhadap budaya dan komunitas lain. Pemuda mungkin dihadapkan pada prasangka atau ketidakadilan berdasarkan etnis, agama, atau kelas sosial, sehingga sulit bagi mereka untuk mendamaikan konsep persatuan nasional dengan realitas perpecahan masyarakat.

     Tantangan lainnya terletak pada pesatnya laju globalisasi dan semakin besarnya pengaruh tren dan budaya internasional. Pemuda terus-menerus dibombardir dengan pesan dan gambaran dari dunia luar, yang terkadang menutupi hubungan mereka dengan warisan dan tradisi nasional mereka sendiri. Pemaparan terhadap beragam perspektif ini dapat memperkaya, namun juga menimbulkan risiko melemahkan atau melemahkan rasa identitas nasional mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun