Mohon tunggu...
Alexander Gunawan
Alexander Gunawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Kolese Kanisius

jadi orang jangan bermuka dua, sabun cuci muka mahal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekskursi Agama 2024: Mengenal Arti Bersyukur

18 November 2024   23:59 Diperbarui: 19 November 2024   00:14 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami kemudian menyaksikan debat para calon ketua Hasidah (OSIS) yang menunjukkan kompetensi dan adab yang luar biasa. Setiap calon menyampaikan gagasan dengan cara yang penuh hormat dan berwawasan luas. Akhirnya, setelah malam tiba akhirnya kami dapat tidur dan beristirahat. Begitulah gambaran dinamika hari pertama yang dialami oleh rombongan siswa kelas 12 Kolese Kanisius dengan para santri di Pondok Pesantren Modern Daarul Ulum.

Sebenarnya, masih banyak kegiatan yang bisa dijelaskan, terutama pada hari kedua dan hari ketiga. Sebagai gambaran, hari kedua dimulai dengan suara aktivitas para santri pada pukul 4 pagi. Mereka sudah memulai hari dengan sholat subuh dan belajar. Kami pun ikut bangun dan beraktivitas bersama mereka. Setelah sholat subuh, kami sarapan bersama dan melanjutkan kegiatan belajar di kelas hingga siang hari. Sore harinya, kami menjelajahi sekitar pesantren, berjalan-jalan dan bermain di aliran sungai kecil. Bersama para santri, kami berbagi cerita dan pengalaman, mempererat persahabatan. Malam harinya, kami mendengarkan khutbah dari Pak Kyai dan terkesan dengan sopan santun para santri yang mencium tangan beliau sebagai tanda hormat. Pengalaman ini sangat berkesan dan memperdalam rasa hormat kami terhadap tradisi mereka.

Setelah hari yang panjang, kami mulai mempersiapkan penampilan seni untuk acara perpisahan. Bersama santri, kami berlatih hingga larut malam, memperkenalkan dan belajar memainkan alat musik tradisional. Hari ketiga tiba dengan perasaan campur aduk; gembira karena berhasil menjalani kegiatan dengan baik, tetapi sedih karena harus berpisah dengan teman-teman santri yang sudah terasa seperti keluarga. Penampilan seni bersama menjadi simbol kebersamaan dan toleransi yang terjalin selama ekskursi ini, ditutup dengan perasaan bangga dan haru.

Terbentur, Terbentur, Terbentuk

Segala bentuk dinamika yang saya alami selama kegiatan Ekskursi "memukul" saya dalam bentuk yang menarik. Rasanya seperti tertampar di pipi dengan kesadaran yang tumbuh selama ekskursi ini berjalan. Begitu banyaknya rasa ketidaknyamanan dan tradisi-tradisi baru yang diperkenalkan kepada saya mengajarkan saya dua hal; bersyukur dan disiplin. 

Saya belajar bahwa bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan terima kasih, tetapi juga tentang menghargai setiap momen, bahkan ketika itu terasa tidak nyaman. Dalam setiap ketidaknyamanan, saya menemukan kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Tradisi-tradisi baru yang awalnya terasa asing menjadi pelajaran berharga tentang rasa hormat dan kesederhanaan.

Kedisiplinan para santri dalam menjalani kehidupan sehari-hari mengajarkan saya pentingnya rutinitas dan komitmen. Melihat mereka bangun sebelum fajar untuk sholat subuh dan melanjutkan hari dengan penuh semangat membuat saya menghargai nilai dari ketekunan dan dedikasi. Kedisiplinan mereka menjadi cerminan bagaimana ketertiban dan keberanian untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip yang diyakini bisa membawa harmoni dan kesejahteraan.

Ekskursi ini juga mengajarkan saya tentang keberagaman dan pentingnya toleransi. Berbagi cerita dan pengalaman dengan santri membuka mata saya terhadap perspektif baru dan memperdalam rasa empati. Saya belajar bahwa perbedaan tidak harus menjadi penghalang, melainkan bisa menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan kita.

Secara keseluruhan, pengalaman selama ekskursi ini mengubah pandangan saya tentang bersyukur. Saya menjadi lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup dan memahami bahwa setiap kesulitan bisa menjadi peluang untuk belajar dan berkembang. Dengan pemahaman ini, saya kembali ke kehidupan sehari-hari dengan perspektif baru dan tekad untuk menerapkan nilai-nilai syukur dan disiplin dalam setiap aspek kehidupan saya. Ekskursi ini meninggalkan kesan yang mendalam, memperkaya pemahaman saya tentang kehidupan, dan menginspirasi saya untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Ekskursi Agama 2024 adalah acara lintas agama yang melibatkan seluruh siswa kelas 12 Kolese Kanisius, bertujuan untuk mendalami pemahaman dan pengalaman bersama teman-teman dari agama yang berbeda, khususnya memperkenalkan tradisi dan kehidupan agama Islam di pesantren. Dengan tema "Embrace, Share, and Celebrate Our Faith", acara ini berhasil mendorong siswa untuk mengenal, merangkul, dan merayakan perbedaan agama dengan semangat persaudaraan, memperkuat nilai toleransi dan kerukunan beragama yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

dok. pri
dok. pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun