Detak embun menetes lembut, merebak di wajah
Puingpuingnya menyelinap bibir menguncup
Hanya setetes
Haus…
Langit masih gerah
Tanah lagi retak
“Air…! Air…!”
Bayi berteriak dalam jeram
Ibu menangis
Air susu kering
“Jangan telan air mata ibu, nak.”
2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!