Mohon tunggu...
Alexander Ferdi
Alexander Ferdi Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Hai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kecacatan "Logika Matematika" Sang Penjudi

25 September 2023   09:07 Diperbarui: 25 September 2023   09:09 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer ya puh-sepuh, Bukan untuk memperbaiki cara bermain!!!

Katakanalah mas jeck ajak Yasob bermain, jadi seperti ini. Sepuh satu ini akan memikirkan angka 1 sampai 1000, kalau yasob berhasil menebak angka yang dia pikirkan, dia mendapatkan uang tapi kalau salah dia akan kehilangan uangnya.

Kalian pasti berpikir hal ini merupakan hal yang bodoh, tidak masuk akal karena tidak mungkin ada orang yang bermain game semacam ini. Betul(?) pasti kalian sudah berpikir hal seperti, maka kalian salah. Ada ratusan ribu orang yang bermain permainan yang sama.

Hal tersebut merupakan kedunguan, angka yang mas Jeck pikir itu 100 dan Yasob bisa nebak 100 maka duit si Yasob akan mas Jeck kasih. Bisa dikatakan seperti itu, tapi pada prateknya kgk ada satupun penjamin atau pihak yang mengawasi akan bermain fair atau nggak.

Nah begitupun kalau kita main judi onlen, kagak ada satupun pihak yang bisa menjamin apa yang dimainkan itu nggak lagi dikontrol sama bandar atau admin. Mereka bisa bilang hal tersebut akan fair gitu, tapiii~ kalian tidak pernah tahu bagaimana system yang akan bekerja. Keadaan seperti itu orang-orang masih main coba, jadi sangat besar kemungkinannya kalau slot yang kalian mainkan itu memang disetting supaya kalian 'kalah' dan tidak ada satupun hal yang bisa memastikan kalau sistem itu tidak sedang dikendalikan.

Betul kan? Logikanya seperti itu, tidak diatur oleh undang-undang, tidak diatur peraturan, tidak diawasi, yee kalian maen ya sama aja kalian nyerahin diri sendiri untuk dicurangi dan kalian tidak punya alat apapun untuk menanggulangi kecurangan tersebut. Kalau kalian piker para sepuh ini tidak tahu seperti ini, kalian salah itulah bahayanya slatslot, walaupun mereka tahu mereka bisa dicurangi dan amat sangat dicurangi, para sepuh tetap main.

Kenapa (?) seperti pembahasan sebelumnya, kepala para puh-sepuh ini sudah dipenuhi dengan ilusi. Mungkin semua orang udah pada tahu, orang yang baru mulai maen judi atau yang sedang maen itu pasti dikasih menang (kasihla dulu nanti nanges). Yupss bisa dikatakan 'jaga pelanggan', jadi misalnya kalian maen 10 kali diawal mungkin tiga atau empatnya bisa menang, tapi enamnya bakal kalah.

Ketika kalian maen 20x persentase kemenangan akan semakin menciut, persentase kekalahan loe akan semakin 'bahagia' begitu seterusnya. Mereka mesti tahu mereka akan dicurangi, tapi ya para puh sepuh ini tetap merasa lebih pintar dari bandar dan mindset (bukan jenset ya) adalah "ye nggak masalah bakal dicurangi, tapi Ketika dicurangi bakal rugi dikit dan akan nunggu bandar ngasih space, disitu bakal all-in, bakal bawa banyak sekali uang" (pede bener puh-sepuh).

Jangan kalian piker Ketika orang semakin banyak kalah, maka dia akan semakin besar kemungkinannya untuk berhenti maen judi. Oh~ 'no', justru sebaliknya, semakin banyak dia kehilangan, maka dia semakin masuk lebih dalam (dihipnotis) kenapa (?) karena dia sudah berpikir "ya udahlah udah rugi segini banyak, toh udah kagak punya apa-apa lagi, yaudsla sekalian aja nyempung". Akhirnya sepuh-sepuh inilah yang terus menerus memberikan profit bagi para bandar kesayangan mereka.

Bisa dikatakan seperti itu karena mereka merasa tidak bisa berhenti maen judi karena mereka sudah habis seluruhnya. Selain hal tersebut, ada juga satu (x) factor yang membuat orang semakin tidak berhenti bermain, yaitu pemahaman yang salah tentang  em-te-ka (matematika) dan bias logika.           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun