Hola~~~ artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang sebelumnya, sila baca terlebih dahulu baru lanjut kesini. Mari kita lanjutkan ~~~
Parte 2 "Permasalahan / Persoalan"
Apa yang dicari dari mereka-mereka yang perokok Ketika merokok (?) Experience, kebahagiaan saat, dopamine, endorphin, hal-hal yang memang terasa "Menyenangkan" dan membuat nyaman dalam waktu sesaat lalu hilang (berasa di ghosting) begitu saja. Hal itulah yang membuat perokok merokok.Â
Dalam judi mungkin memang "sensasi" itu muncul Ketika mendapatkan "kemenangan', mendapatkan " jacpot" (dari brader Zeus), dan lain sebagainya. Tapiiii yang membuat orang tidak berhenti bukan Cuma "itu", ada motif ada reaksi emosional dan ada substansi dalam setiap orang yang bermain. Jadi factor pengikatnya itu dari sekedar sensasi, Ketika kalian nih yee; Â merokok kagak ada pikiran bahwa ada hal lain selain kenikmatan yang dirasakan dalam rokok, nah di judi case-nya tentu berbeda.
Akhirnya semua hal ini membuat seseorang berpikir secara irasional dan pikiran tersebut memicu semua watak buruk yang menjadi sifat 'alamiah' manusia. Itulah yang membuat seorang penjudi susah sekali lepas dari meja 'kenikmatan' apalagi yang onlen (petih zeus adalah kebahagiaan hehe~~).
Katakanlah  ada seseorang Bernama Jecky, di aini seorang pegawai swasta dengan jadi gaji 5 jt dan pengeluh yang luar biasa. Dia berfikir kalau gaji dia ga cukup gitu untuk memenuhi semua "desire" yang dia punya.
Tapi di satu sisi, mas-mas ini bukan orang katakanlah rajin. Dia rada pemalas gitu, sudah malas, ngeluh pula, dia berfikir butuh uang-uang tambahan supaya mencukupi kebutuhan serta keinginannya.
Pada suatu saat dia mendapatkan sebuah dinas, dia mendapatkan uang tambahan 1jt. Nah, udah dikontongin nih uang tersebut, terus dia bukan Instagram, pas lagi scroll-scroll manja ketemu suatu video (bukan video biru ye). Sebuah motivasi dari seorang Pro atau master "judi" (mari kita keluarkan suara inti bumi, "Puh Sepuh ajarin dong puh).
Ketika nonton video tersebut, Jecky udah tau kalau itu kagak 100% kagak bener. Dia udah paham kalau main judi itu kebanyakan menderita dan kalah, sifat manusia dia mulai berfikir "yang kalah itu orang, kalau gue sih kayaknya kagak akan kalah" (emg sepuh mulai banyak bermunculan). Karena sesuatu yang tidak bisa dihindari dari watak asli seseorang adalah setiap individu yang merasa dirinya sedikit (kalo lebih artinya sepuh) lebih unggul dari individu lainnya.
Sedikit lebih beruntung, sedikit lebih baik yang kalah itu orang lain, kalau mas Jecky kagak mungkin kalah dan bisa kontrol dirinya ketika bermain judi (pride sepuh satu ini memang mantab). Â Akhirnya dia memutuskan untuk depo (ga depo ga sekut brayy~~). Ketika memutuskan untuk depo, niat awalnya dia tahu kalau uang 1jtnya ini duit siap kalah.
Dia udah bilang sendiri kepada dirinya, makanya bermain dengan santuy, battingnya juga yaa kecil-kecil santuy. Dia cuma cari "kebahagiaan" doang gitu, syukur-syukur  kalau menang, jadi dia main dalam ritme yang mengasikan, tapi pada akhirnya dia kalah. Udahlah main tenang dengan ritme yang mantab dia kalah, 1jtnya hilang.
Disini akhrinya membangkitkan watak buruk yang lain (bukan aktifin Sharingan). Dia marah, kecewa, dan ngerasa nyaris menang, terus pride yang dia bangun juga keusik, karena ga ada manusia yang suka berada di dalam posisi "pecundang" . semua kagak akan bisa terima kalau dirinya di pecundangi, jadi pihak yang kalah dan sebagainya.
Makanya kalau kalian yang main PS atau FIFA atau main PES dan kalah , pasti pengen main lagikan ingin rematch lagi, karena ada perasaan tidak nyaman Ketika diri kita menjadi pihak yang kalah. Begitu juga perihalnya dengan judi , akhirnya dia lihat 'Oiya uang rekening masih ada', dia depo lagi 1 jt.
Ketika dia bermain di turn kedua ini secara tidak sadar gaya permainannya berubah, awalnya dia main dengan batting rendah 50-100, ternyata berubah jadi sesuatu yang high risk. Dia mulai pasang 500/600 dan akhirnya kalah lagi yang menjadi pembeda adalah waktu kalahnya jauh lebih cepat. Begitu seteturnya sampai dia kehabisan semua yang dia miliki.
Jadi Sebagian dorongan untuk bermain judi berkali-kali itu bukan dari adiksi. Tapi "ilusi" dari kepalanya (kena genjutsu diri sendiri), bahwa modalnya bisa balik. Dia Cuma kagak terima aja 1 jtnya hilang, berfikir untuk membalik itu akhirnya 5 jt hilang 10 jt hilang sampai semua hilang dan hal itu terjadi ke banyak orang.
Nah itu skrenarionya kalau kalah, kalau dia sempat menang gimana (?) hasilnya akan sama aja, gini Ketika seorang penjudi memutuskan untuk berhenti yang menjadi acuan kagak pernah titik menangnya, tapi titik kalahnya itulah yang membuat player berkali-kali bermain.
~~ semakin menang, semakin rakus untuk bermain~~
~~ Ga Depo Ga Sekut~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H