Kegiatan jurnalisme di Indonesia memiliki beberapa perubahan. Perubahan yang terjadi tentu juga dipengaruhi oleh adanya perkembangan jaman.
Dengan adanya teknologi yang semakin canggih menciptakan adanya konvergensi pada media yang ada.Â
Di Indonesia, perkembangan media serta jurnalismenya memiliki 3 masa yaitu media cetak, media elektronik, dan juga media daring.
Perkembangan Jurnalisme Indonesia
Surat Kabar (Cetak)
Jurnalisme yang dilakukan di Indonesia sendiri pada awalnya berupa surat kabar cetak yang mulai diluncurkan pada tahun 1745. Surat kabar pertama tersebut diterbitkan oleh Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles.
Pada saat itu surat kabar yang diterbitkan hanya memuat berita tentang kapal dagang VOC, mutasi pejabat, berita pernikahan, kelahiran, dan juga kematian. Serta pada saat itu hanya warga Belanda sendiri yang membacanya.
Setelah 30 tahun berselang Verdu niuews melanjutkan surat kabar dengan bentu surat kabar mingguan, yang isinya hanya iklan saja, lalu pada tahun 1795, muncul koran lain bernama Al Juab yang merupakan surat kabar pertama berbahasa melayu yang diperuntukan untuk umum.
Pada tahun tahun berikutnya, lalu munculan surat kabar nasional pertama yaitu Medan Prijaji.
Bataviasche Nouvelles baru dilanjutkan 30 tahun kemudian oleh Verdu nieuws dengan bentuk surat kabar mingguan yang hanya berisi iklan saja. Koran lain muncul di tahun 1795, bernama Al Juab sebagai koran berbahasa melayu pertama untuk umum. Koran ini berisi tentang agama islam tetapi tidak dapat bertahan lama, koran ini mati di tahun 1824.
Di tahun-tahun berikutnya muncul koran-koran lain baik harian ataupun mingguan. Koran menjadi media utama untuk menyebarkan informasi dan semakin berkembang setelah kedatangan mesin cetak di Batavia.Â
Kemunculannya kemudian baik berbahasa melayu ataupun berbahasa Belanda menjadi bagian dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, terlebih setelah terbitnya koran nasional pertama, Medan Prijaji. Â