Â
Samborejo, [24/01/25] -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alexander Andry dari Teknik Sipil Universitas Diponegoro berhasil mengimplementasikan program edukasi dan demonstrasi pembuatan biopori (sumur resapan) di Desa Samborejo, Kabupaten Pekalongan. Program ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa dalam membantu masyarakat mengatasi permasalahan banjir yang hampir setiap tahun melanda desa tersebut, terutama saat musim penghujan.
Banjir di Desa Samborejo disebabkan oleh beberapa faktor, seperti curah hujan yang tinggi, kondisi tanah yang kurang mampu menyerap air dengan cepat, serta kurangnya sistem drainase yang efektif. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP berinisiatif untuk mengenalkan teknologi biopori sebagai salah satu solusi sederhana dan murah yang dapat diterapkan oleh masyarakat secara mandiri.
Biopori sendiri merupakan lubang resapan berbentuk silindris yang dibuat dengan cara menggali tanah secara vertikal menggunakan alat bor manual. Lubang ini kemudian diisi dengan bahan organik seperti dedaunan, ranting, dan sisa makanan organik yang nantinya akan diurai oleh mikroorganisme. Proses penguraian ini tidak hanya mempercepat peresapan air ke dalam tanah, tetapi juga menghasilkan kompos alami yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Selain itu, biopori dapat meningkatkan kualitas air tanah serta mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang ke lingkungan.
Pelaksanaan Program
Kegiatan ini dimulai dengan sesi edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya biopori dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya banjir. Masyarakat diberikan pemahaman mengenai bagaimana biopori bekerja, manfaatnya, serta langkah-langkah pembuatannya. Setelah sesi edukasi, mahasiswa melanjutkan dengan demonstrasi pembuatan biopori secara langsung di beberapa titik strategis di Desa Samborejo.
Alat yang digunakan dalam proses ini antara lain bor tanah manual untuk membuat lubang resapan, pipa paralon sebagai pelapis agar lubang tetap stabil, serta tutup pipa berlubang yang berfungsi sebagai jalan masuk air hujan. Dengan metode ini, diharapkan air yang menggenang di permukaan dapat lebih cepat meresap ke dalam tanah, mengurangi potensi banjir di desa tersebut.
Program ini dilaksanakan selama satu setengah bulan, bertepatan dengan periode KKN mahasiswa. Selama waktu tersebut, mahasiswa secara bertahap melakukan edukasi dan demonstrasi kepada warga, sekaligus melakukan monitoring terhadap biopori yang telah dibuat. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, terutama setelah melihat langsung bagaimana biopori bekerja dan manfaatnya dalam mengatasi genangan air.
Harapan ke Depan
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa Samborejo dapat memahami pentingnya biopori dan mulai menerapkannya secara mandiri di pekarangan rumah atau area sekitar mereka. Pembuatan biopori yang relatif mudah dan murah menjadikannya solusi yang dapat diadaptasi secara luas tanpa memerlukan biaya besar. Selain itu, mahasiswa juga mendorong pemerintah desa untuk mendukung implementasi biopori secara lebih luas, misalnya dengan memasukkannya dalam program kerja desa terkait pengelolaan lingkungan dan pencegahan banjir.
Tak hanya memberikan solusi jangka pendek, program ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya biopori yang dibuat, diharapkan dampak positifnya akan semakin terasa, baik dalam mengurangi banjir, meningkatkan kualitas air tanah, maupun mengolah limbah organik secara lebih ramah lingkungan.
Mahasiswa KKN UNDIP berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Samborejo untuk terus berinovasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta menciptakan desa yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan musim penghujan di masa mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI