Mohon tunggu...
Alex Bong
Alex Bong Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Orang yg simple dan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Berbagi Kisah #212 Di Kali Krukut

22 Februari 2017   11:48 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto dari detik.com

Sepertinya tanggal 2 Feb 2017 kemarin mempunyai makna yang sangat berarti bagi sebagian orang. Ini bukan membahas aksi #212 yang dilaksanakan di gedung MPR/DPR, tetapi tentang kondisi hujan deras dini hari diiringi petir yang super dasyat dan tentu saja akhirnya menyebabkan banjir di beberapa titik Ibukota.

Ada sebagian pasti merasa senang, karena kondisi memberikan kesempatan buat mereka buat menyerang Gubernur Petahana serta beberapa selebtwit yang sempat berkicau bahwa Jakarta saat ini sudah bebas banjir.

Pihak lainnya adalah warga yang mendapatkan musibah banjir ini dan pemprov serta jajarannya yang telah berkerjakeras untuk menanggulangi bencara ini.

Apakah selebtwit berkicau pada saat itu salah? Kalau berdasarkan pengalaman mereka dan sampai saat itu berkicau memang belum ada Banjir, maka kita tidak bisa menilai hal itu salah.

Berbicara tentang pengalaman, saya tergelitik untuk berbagi kisah pengalaman saya yang juga pernah menjadi warga terdampak banjir pada tahun 2013. Kisah ini nyata, bukan imajinasi. Bagi yang tidak percaya bisa cek ke lokasi kejadian.

Setelah beberapa menjadi kontraktor di Jakarta (ini maksudnya ngontrak rumah melulu), namun pada akhir Desember 2012 berhasil membeli sebuah rumah kecil sederhana, di daerah kemenangan, glodok, tamansari. Lokasi rumah persis terletak di pinggir anak kali krukut. Jarak rumah ke sungai dipisahkan oleh Bahu jalan dan jalan aspal kira-kira 15 m.

Sungai ini menjadi pemisah batas kecamatan tamboran dan kecamatan tamansari. Kondisi pinggir bibir sungai di sebelah rumah sudah dibeton, saya belum mengetahui ini pekerjaan kapan, sedangkan yang diseberang masih tanah kuning, ditumbuhi pohon-pohon.

sumber google.com
sumber google.com
Singkat cerita pada awal tahun 2013, beberapa hari sebelumnya memang sudah kondisi hujan mengguyur tempat tinggal saya, namun kondisi masih aman terkendali. Kalau saya tidak salah, sekitar tanggal 18 Jan 2013, dari Subuh sudah turun Hujan kondisi hampir sama dengan kondisi tanggal 21 Feb 2013 kemarin. Belum ada bayangan bakal ada banjir, karena ketika bangun pagi siap2 berangkat ke kantor, masih sempat melihat kondisi Air Sungai belum penuh, sekitar 30 cm sudah mendekati bibir sungai. Berhubung hujan sudah reda dan hanya gerimis kecil, maka jam 7-an langsung tancap gas menuju kantor di daerah Slipi.

Sekitar jam 9an, Istri menelpon bahwa Air kali semakin naik, sudah segaris dengan jalan. Kondisi rumah memang lebih tinggi 50 cm dari jalan, jadi Saat itu merasa aman tidak bakal masuk air. Namun istri bersikeras suruh pulang, Akhirnya buat jaga2 minta sopir kantor untuk antar pulang, kalau benar kondisi tidak parah, mobil bisa diinapkan di kantor.

Ternyata benar, baru sampai di jembatan Gang Kancil, Air sudah meluap dan mobil tidak bisa masuk, Putar balik mencoba menerobos dari Jalan Jembatan Lima (Kh,MOh Mansyur), ternyata sama saja, mendekati daerah gang Betet. Air juga cukup tinggi, ban mobil avanza sudah hampir terendam semua. Akhirnya saya memilih turun dari mobil, menerobos masuk jalan kaki.

Sesampai di rumah, air sudah hampir memasuki rumah, dan akhirnya masuk juga ke rumah sekitar 20 cm didalam rumah. Baru sore harinya air surut ke jalan, dan keesokan harinya air dijalan baru surut dan kondisi air kali masih penuh, segaris dengan Jalan.

Nah bagaimana kondisi tanggal 21 Feb kemarin, sempat harap-harap cemas, karena toa mesjid di seberang sungai sudah mulai memberikan peringatan buat siap-siap, karena air kali sudah penuh. Memang kondisi sekarang bibir kali diseberang sudah dibuatkan tanggul cukup tinggi yang merupakan proyek pengerjaan sebelum pengerjaan jembatan kali besar, yang menurut info ditemukan bekas pintu air sejak abad 18 (https://news.detik.com/berita/d-3426414/melihat-lokasi-penemuan-pondasi-pintu-air-abad-18-di-kota-tua).

Untuk mengantisipasi supaya mobil tidak terendam, maka jam 6 pagi mobil diungsikan ke halaman kelurahan tanah sereal, karena disitu tidak mungkin banjir. Kondisi saat itu jalan depan rumah masih aman, air kali penuh tapi belum meluap ke Jalan. Namun karena efek hujan deras semalam di jalan betet sampai jembatan lima, sudah ada genangan sekitar 30 cm. Setelah selesai drop mobil, kembali ke rumah, sempat melihat ke dalam Gang ( rumah saya berada di hook antara jalan besar, dan Gang. Kondisi dari Jalan besar ke Gang memang menurun jalanannya), di dalam gang sudah sedengkul. Namun di Jalan samping kali masih aman.

Rasa kuatir masih aja menggelayuti berdasarkan pengalaman banjir tahun 2013 itu, memang setelah banjir 2013 tempat saya belum pernah kebanjiran lagi. ternyata kondisi hujan sudah reda, ketika jam 9.an hujan gerimis berhenti. saya lihat arus sungai cukup kencang, permukaan air sudah turun dan kondisi di dalam gang juga sudah surut.

Dan sangat bersyukur, kejadian tahun 2013 tidak terjadi.

Berkaca dari pengalaman di dua kejadian itu, saya masih cukup berkeyakinan, bahwa semua usaha yang sudah dikerjakan pemprov memang belum sepenuhnya bisa membebaskan area jakarta dari banjir, namun pekerjaan itu tidak sia-sia, melihat begitu cepatnya air surut itu juga merupakan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Jadi kalau anda tidak pernah mengalami banjir dan masih "nyinyir" usaha pemprov, saya doakan semoga anda tidak akan pernah menjadi warga terdampak banjir.

Inilah cerita dengan tulisan ala kadarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun