Nah bagaimana kondisi tanggal 21 Feb kemarin, sempat harap-harap cemas, karena toa mesjid di seberang sungai sudah mulai memberikan peringatan buat siap-siap, karena air kali sudah penuh. Memang kondisi sekarang bibir kali diseberang sudah dibuatkan tanggul cukup tinggi yang merupakan proyek pengerjaan sebelum pengerjaan jembatan kali besar, yang menurut info ditemukan bekas pintu air sejak abad 18 (https://news.detik.com/berita/d-3426414/melihat-lokasi-penemuan-pondasi-pintu-air-abad-18-di-kota-tua).
Untuk mengantisipasi supaya mobil tidak terendam, maka jam 6 pagi mobil diungsikan ke halaman kelurahan tanah sereal, karena disitu tidak mungkin banjir. Kondisi saat itu jalan depan rumah masih aman, air kali penuh tapi belum meluap ke Jalan. Namun karena efek hujan deras semalam di jalan betet sampai jembatan lima, sudah ada genangan sekitar 30 cm. Setelah selesai drop mobil, kembali ke rumah, sempat melihat ke dalam Gang ( rumah saya berada di hook antara jalan besar, dan Gang. Kondisi dari Jalan besar ke Gang memang menurun jalanannya), di dalam gang sudah sedengkul. Namun di Jalan samping kali masih aman.
Rasa kuatir masih aja menggelayuti berdasarkan pengalaman banjir tahun 2013 itu, memang setelah banjir 2013 tempat saya belum pernah kebanjiran lagi. ternyata kondisi hujan sudah reda, ketika jam 9.an hujan gerimis berhenti. saya lihat arus sungai cukup kencang, permukaan air sudah turun dan kondisi di dalam gang juga sudah surut.
Dan sangat bersyukur, kejadian tahun 2013 tidak terjadi.
Berkaca dari pengalaman di dua kejadian itu, saya masih cukup berkeyakinan, bahwa semua usaha yang sudah dikerjakan pemprov memang belum sepenuhnya bisa membebaskan area jakarta dari banjir, namun pekerjaan itu tidak sia-sia, melihat begitu cepatnya air surut itu juga merupakan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Jadi kalau anda tidak pernah mengalami banjir dan masih "nyinyir" usaha pemprov, saya doakan semoga anda tidak akan pernah menjadi warga terdampak banjir.
Inilah cerita dengan tulisan ala kadarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H