Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan masyarakat. Pandemi yang pada dasarnya menyerang kesehatan ternyata juga berdampak buruk bagi pendidikan, hal ini dikarenakan adanya kebijakan pembatasan kegiatan sosial, akibatnya kegiatan belajar mengajar yang awalnya menggunakan sistem tatap muka di ubah menjadi sistem online. Perubahan sistem tersebut membuat tidak maksimalnya pembelajaran dikarenakan siswa dan guru membutuhkan adaptasi dengan sistem yang baru. Tidak berhenti disitu, sistem online menghadirkan permasalahan lebih serius bagi siswa dan guru yang ada di pedesaan. Susahnya jaringan yang memadai untuk melakukan pembelajaran melalui zoom metting, Gmeet atau platform lainnya menjadi masalah serius didesa, terlebih lagi sebagian masyarakat desa belum tersentuh oleh internet. Permasalan tersebut umum ditemukan di pedesaan Indonesia tak terkecuali di Dusun Sidodadi, lebih tepatnya di sekolah MIM 18 Sidodadi.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang terkena dampak pandemi, MIM 18 Sidodadi juga menerapkan sistem pembelajaran online. Tercatat bahwa penerapan pembelajaran online di MIM 18 Sidodadi berlangusung dua kali yakni pada awal-awal pandemi dan juga saat merebaknya varian Delta. Hal tersebut memang berbeda dengan di perkotaan yang menerapkan pembelajaran full online mulai dari awal pandemi hingga saat ini (30/08/2021). Penerapan pembelajaran online di MIM 18 Sidodadi yang bersifat "temporal" tersebut dikarenakan sangat tidak efektifnya pembelajaran online dikarenakan susahnya jaringan serta keterbatasan teknologi, selain itu penyebaran virus Corona di desa juga terbilang sangat minim berbeda dengan di perkotaan. Meskipun pembelajaran sudah kembali tatap muka, namun bukan berarti permasalahan pendidikan di MIM 18 Sidodadi telah selesai.
Permasalahan Bahasa Inggris merupakan permasalahan klasik namun urgent untuk segera diatasi agar hal tersebut tidak terus berlanjut.  Rendahnya kemampuan bahasa Inggris tidak lepas  dari mindset masyarakat yang menempatkan bahasa Inggris sebagai sesuatu yang asing, selain itu dari siswa sendiri muncul stigma bahwa Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sangat susah karena cara bacanya yang berbeda dengan tulisannya. Hal tersebut sangat berbeda dengan yang terjadi di kota, banyak dari siswa diperkotaan yang justru saling "berlomba-lomba" untuk meningkatkan skill bahasa Inggrisnya dengan mengikuti kelas tambahan. Untuk itu, Alex Candra Adi Pratama, mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan DPL Bekti Palupi, S.T., M.Eng. memilih sasaran Dusun Sidodadi lebih spesifiknya di MIM 18 Sidodadi untuk mengatasi permasalahan rendahnya skill bahasa Inggris Siswa terutama yang saat ini berada di kelas 5 dan 6. Hal ini dimaksudkan sebagai pemutus rantai permasalahan yang telah lama ada. Selain itu, pemilihan siswa kelas 5 dan kelas 6 adalah bertujuan sebagai bekal nantinya ketika masuk dalam jenjang selanjutnya yakni SMP sederajat. Adapun jumlah sasaran dari KKN BTV 3 di MIM 18 Sidodadi adalah sebanyak 19 siswa dengan rincian kelas 5 sebanyak 11 siwa dan kelas 6 sebanyak 8 siswa.
Meskipun fokus program kerja Alex berada dalam penyelesaian permasalahan Bahasa Inggris, namun dalam KKN BTV 3 ini Alex juga sedikit menyinggung penggunaan teknologi sebagai sarana pembelajaran. Selain itu, karena saat ini berada dalam masa pandemi Covid-19, tentu dalam progam kerja yang dijalankan juga dimasukan edukasi tentang pencegahan dari Virus Corona sebagai sarana untuk menyelesaikan pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi permasalah di atas, progam kerja yang disusun diantaranya adalah memberikan kursus Bahasa Inggris untuk siswa kelas 5 dan kelas 6 MIM 18 Sidodadi dengan sistem offline yang berlokasikan di gedung sekolah. Adapun kelas kursus dilaksanakan  setiap hari Senin dan Jum'at selama masa KKN BTV-3 (11/8/2021-10/9/2021). Adapun jam pelaksanaannya yakni hari Senin kelas dimulai pada jam 14:00 dan berakhir jam 16:00 sedangkan untuk hari Jum'at kelas dimulai pada jam 14:00 dan selesai pada jam 15:30. Pemilihan hari dan jam tersebut telah disesuaikan dengan jadwal kegiatan siswa sehingga tidak menghambat kegiatan yang lainnya.
Fokus kursus sendiri dibagi ke dalam dua tujuan yakni melatih kemampuan siswa dalam pemahaman materi dasar Bahasa Inggris dan kemampuan berbicara bahasa Inggris. Untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran dan menghindari kebingungan siswa, maka proses pembelajaran juga dibedakan dimana untuk kelas hari Senin difokuskan pada materi parts of speech. Sedangkan untuk kelas pada hari Jum'at difokuskan pada kemampuan berpidato Bahasa Inggris. Pemberian materi parts of speech bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar-dasar atau bagian-bagian dari kalimat, sehingga dengan pemahaman yang didapat tersebut siswa diharapkan mampu untuk membuat kalimat sempurna dalam bahasa Inggris dan adapun tolak ukur yang dapat digunakan adalah hasil pekerjaan rumah siswa yang diberikan setiap minggunya.
Untuk fokus kedua yakni pelatihan Bahasa Inggris bertujuan untuk melatih siswa tentang pronunciation serta menumbuhkan keberanian untuk berpidato dan berbicara Bahasa Inggris. Karena saat ini masih dalam masa pandemi, maka pelatihan pidato diarahkan pada tema pencegahan pandemi Covid-19. Selain itu, dalam kursus juga dilakukan pendampingan kepada siswa untuk menggunakan teknologi yakni youtube sebagai sarana edukasi. Sebagai sarana tolak ukur dari pembelajaran pidato ini adalah pembuatan video pidato yang nantinya akan di upload di Youtube.Â
Dengan memberikan materi Bahasa Inggris serta pelatihan pidato diharapkan menjadi paket komplit yakni pembelajaran cara membuat kalimat sekaligus cara berbicaranya. Selain itu, sejak awal saya telah menekankan kepada siswa bahwa pada hari terakhir kursus akan ada hadiah bagi siswa terbaik baik dalam pemahaman materi maupun berpidato. Tujuan dari pemberian hadiah tersebut adalah untuk meningkatkan rasa semagat siswa dalam belajar sehingga diharapkan siswa menjadi lebih mudah paham akan materi yang disampaikan.Â
  Setelah selesainya progam KKN BTV 3 ini, siswa MIM 18 Sidodadi terutama kelas 5 dan kelas 6 diharapkan sudah memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang jauh lebih baik  dan dapat menjadi bekal bagi mereka untuk berkompetisi di jenjang pendidikan selanjutnya sehingga mereka tidak kalah dengan siswa lulusan perkotaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI