MASALALU YANG BERUJUNG RINDU
PERJANJIAN
***Terlihat anak kecil sedang duduk berdua melamun di tepi danau. Mereka sedang memikirkan apa masa depannya nanti.
“Aca, kalau kamu sudah gede mau jadi apa?”
“Mmmmmmmm, apa ya? Aca bingung. Kalau Ahan mau jadi apa?”
“Ahan mau jadi pilot biar bisa ke luar negeri.”
“Wahhhh, Aca mau dong, han. Nanti kita balap pesawat ya?”
“Ihhh, ga boleh tau, anak cewek ga Boleh jadi pilot. Nanti kalau jatuh gimana?” Ucap Farhan polos. Aca pun menunduk sedih.
“Terus Aca mau jadi apa, Ahan? Aca sedih ah mau nangis saja.” Mata Aca berkata-kata.farhan yang melihat itu pun panik.
“Yaudah gini saja, Aca ikut sama Ahan ke luar negeri naik pesawat bareng, oke?”
Aca pun persenyum.
“Ahan beneran? Ah nanti bohong lagi. Aca ga suka Ahan bohong.”
Aca cemberut kepada Farhan, lalu Farhan berdiri sambal menarik tangan aca.
“Ini Aca mau di bawa ke mana, han?”
“Sudah ikut saja.”
Mereka pergi ke rumah pohon, lalu Farhan membawa batu untuk mengukir nama mereka.
“Ahan lagi ngapain? Kok bawa batu.”
“Sini kamu lihat, ca. Ahan lagi ngukir nama Ahan sama Aca. Ini sebagai rasa janji Ahan sama Aca nanti kaau sudah gede, Ahan bawa Aca naik pesawat bareng.”
Aca tersenyum senang namun di hati kecil Aca, Aca sedih karena Aca akan pindah ke luar kota. Namun aca tidak mau memberi tahu Ahan karena takut akan marah kepadanya.
“Terima aksih Ahan, semoga Ahan benar janji sama Aca. Kita sahabat selamanya.” Ucap Aca gembira.
“Aca, tulis tanggal sekarang dong, nanti Ahan bikin kata-kata, oke?”
Aca pun mengangguk lalu Aca menulis tanggal,
05042010
Farhan dan Fasya
Sahabat selamanya
“Han, lihat bagus ga?” Farhan pun menoleh.
“Wahhh, bagus banget, ca. eh ca ini juga bagus ga kata-katanya?”
“AKU FARHAN WILDAN PRAWIRA BERJANJI AKAN MEMBAWA FASYA PRATIWI SIDQI JALAN-JALAN MENGGUNAKAN PESAWAT JIKA SAYA TELAH MENJADI SEORANG PILOT.”
“Wah, bagus banget han. Aca harap kita bisa bersahabat selamanya ya? Dan Ahan benar mau nepatin janji Ahan nanti kalau sudah gede.” Aca tersenyum, Farhan pun membalas senyumannya, dan Aca menggenggam tangan Farhan.
***keesekoan harinya
Farhan menaiki sepeda menuju rumah Aca. Sesampainya di rumah Aca Farhan melihat seperti ada yang aneh pada rumah Aca. Namun Farhan berpikiran positif thinking.
“Assalamualaikum, Aca. Ini Farhan” Farhan memanggil Aca sampai tiga kali namun tidak ada jawaban. Kemudian Farhan pergi ke rumah tetangganya Aca.
“Assalamuaikum, bi. Ini Farhan.”
“Waalaikumsalam, han.” Kemudian bi Tati pun keluar rumah menemui Farhan.
“Bi mau nanya, Aca ke mana ya? Kok kayak ga ada orang di rumahnya.”
“Wahh, Aca kemarin sore pindah ke luar kota. Tapi bibi kurang tau ke kota mana Aca pindah.
Farhan yang mendengar itu pun kaget, saat mengetahui Aca pindah rumah. Farhan memikirkan kenapa Aca kemarin tidak memberi tahu kalau Aca akan pindah rumah.
kenapa Aca setega itu sama Farhan, kemudian Farhan pun pamit kepada Bi Tati.
Hari ini Farhan berniat tidak pergi ke sekolah, namun Farhan malah pergi ke rumah pohon. Kemudian Farhan menghampiri pohon kemarin Farhan ukir Namanya Bersama Aca.
“Aca, Ahan janji bakal bawa Aca jalan-jalan naik pesawat. Meskipun Aca entah di mana sekarang. Tapi Ahan yakin bahwa kita pasti ketemu lagi.” Farhan menatap ukiran namanya bersama Aca, kemudian mengusap air matanya yang sudah berkaca-kaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H