Mohon tunggu...
Ales Tiara Fadilah
Ales Tiara Fadilah Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMP IT Miftahul Ihsan

Tenaga Pendidik SMP IT Miftahul Ihsan Kota Banjar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebodohanku

9 Desember 2022   22:09 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:24 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebodohanku

Semua berawal ketika hari itu tiba. Hari dimulainya kegiatan sekolah Kartika Sari. Namaku Astri anak pertama dari tiga saudara, yang semuanya masih sekolah dibangku SD sedangkan aku sudah mulai menginjak tahap SMA.

Berawal dari upacara pembukaan, aku mengenal dirinya yang begitu indah untuk ku tatap, orang-orang bilang namanya adalah Juned. Dia adalah anak band ketika dia SMPnya dulu.

Setelah beberapa bulan seusai upacara penerimaan siswa baru sekolahku ini, akhirnya orang dulu pertama kali kulihat, orang yang begitu gagah, orang yang begitu ingin kumiliki itu mengajak aku untuk kenalan dan akhirnya kami resmi jadian.

Lima bulan setelah kami jadian dan sampai saat ini belum ada masalah yang datang menghampiri hubungan kami. Dia pun memberikanku ponsel hasil dari dia manggung sana sini dan dengan satu syarat, yaitu: "Tetaplah bersamaku sampai akhir kelak." Sangat bahagia hati ini mendengar apa yang dikatakannya.

Saking bahagianya, aku tak sadar bahwa kami telah saling berciuman satu sama lain dan itu pun baru pertama kalinya bagiku. Berawal dari ciuman, dia mulai membuka semua pakaianku yang sedang kukenakan. Sontak saja itu semua membuatku takut tiada tara dan menjauh darinya.

Aku terdiam memikirkan apa yang harus aku lakukan. Apakah semua ini tidak apa-apa? Sampai-sampai dia sadar bahwa aku sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang belum pernah sama sekali ku alami seumur hidupku ini.

"hey. Ada apa?" begitu katanya ketika mendekat

"aku tak tau apa yang harus kulakukan. Aku blum pernah mengalami kejadian seperti ini. Aku belum pernah melakukan hal-hal diluar wajar sebelumnya. Aku takut, aku takut jika nanti kedua orang tua ku tau semuanya. Aku..."

Tanpa basa-basi, dia langsung mencium bibirku mesra kemudian berkata

"kamu gak usah takut. Ini tidak akan apa-apa. Kalau ada apa-apa, aku akan bertanggung jawab. Ok? Kamu tenag saja ya?"

Dengan sedikit anggukan aku pun mengiyakan semua yang dikatakannya, dan akhirnya keperawananku pecah oleh seorang pria yang sangat ku cintai ini.

Sudah setahun kami hubungan, dan akhirnya masalah yang tidak diharapkan datang mencoba membuat hubungan kami goyah. Hanya karena hal sepele dia sangat marah kepadaku. Blum pernah aku melihatnya semarah itu kepadaku. Aku bingung dan bertanya kepada temannya "ada apakah semua ini?" Dan temannya menjawab, "Dia sedang ada masalah jadi aku harap kau tidak membuatnya marah lebih lagi."

Keesokan harinya, entah apa yang membuatnya berpikir sepertin itu, bahwa semuanya karena aku yang terus membuatnya dalam keadaan masalah. Aku yang membuatnya dimarahi oleh ibunya. Dan akhirnya dari pertengkaran ini pun kami putus. Dan akhirnya aku hanya bisa terdiam.

Belum seminggu akhirnya dia menghungiku lagi katanya ada yang ingin dibicarakan.

"hai as, bagaimana kabarmu" sapanya

"baik-baik saja. Kecuali hatiku" balasku

"maaf jika aku membuatmu sakit hati. Maaf pula aku tlah berkata kasar padamu waktu itu." Katanya

"iya gak apa-apa" balasku ketus

"justru karena itu, aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin menjalin kembali hubungan yang dulu kita jalin. Selama seminggu ini aku sadar bahwa dirimu lebih berarti bagiku. Untuk itu maukah kau kembali menjadi pacarku?" tanyanya kembali padaku

Sejenak ku terdiam merenungkan apa yang dikatakanya

"aku dulu pernah bilang aku akan sampai akhir denganmu." Sambungnya

Aku mengiyakan dengan sedikit ketakutan dan juga harapan bahwa ini semua adalah yang terakhir dia menjadi milikku.

Hanya dengan beberapa bulan saja, masalah kembali datang menghampiri dan kamipun putus kembali. Begitu terus selama selang berapa bulan sampai hubunganku dengannya mendekati tahun ke-3.

Ketika hari seminggu mendekati hari ulang tahunku yang ke-19 (yang ketika itu aku mulai memasuki bangku kuliah), dia menghilang begitu saja entah kemana. Aku bertanya kesana-sini dan tak ada yang mengetahuinya. Temanku berkata bahwa dia akan memberikan kamu sebuah kejutan untukku nanti.

Dan hari ulang tahunku-pun akhirnya tiba dan ternyata dia tak mengucapkan sepatah kata-pun, bahkan menanyakan kabarku-pun dia tidak ada. Kembali ku bertanya kepada temanku, dan mereka menjawab mungkin memang dia sudah ingin pergi dari hidupmu.

Dan setelah sebulan lebih, dia menghubungiku kembali. Sontak saja kaget ketika ku buka ternyata ada chat dari dirinya. Dan begitu kubuka ternyata benar dia.

"hai as, bagaimana kabarmu?" tanya nya

"baik-baik saja. Kemana saja kamu selama ini?" balasku

"setelah sebulan lebih ini, aku belajar hidup tanpa dirimu. Aku mencoba mandiri dari manjanya diriku padamu. Dan akhirnya aku bisa". Balasnya cepat

"trus setelah semua ini bagaimana?" tanyaku dengan perasaan takut akan berakhirnya hubungan in. Dan ternyata semua yang kupikirkan benar.

"aku ingin hubungan ini sampai disini saja. Akupun sudah mendapatkan seorang cewek calon penggantimu" jawabnya

"setelah semua ini? Setelah kuberikan keperawananku padamu? Setelah kulayani kau ketika kau dirundu nafsu? Setelah ku menenangkan dirimu ketika kau dirundung masalah dengan Bandmu itu? Setalah kau berjanji hubungan ini akan sampai akhir kita? Apakah begitu teganya kau padaku? Tai lo. Anjing lo. Emang tai lo" balasku dengan perasaan seih dan marah.

"maaf setelah semuanya yang tlah kulakukan padamu" jawabnya santai

"dan tolong jangan hubungi aku dan ganggu kehidupanku lagi. Selamat tinggal."

Sebulan lebih setelah terakhir kali di menghubungiku dan ternyata apa yang dikatakannya adalah benar. Dan aku disini, masih bodoh saja, masih mengharapkan dia untuk kembali lagi padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun