Mohon tunggu...
alessandra acristie
alessandra acristie Mohon Tunggu... Jurnalis - trying my best to write something here.

i hope my writings could be useful.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ingin Menjadi Jurnalis? Yuk Simak Kiat-kiatnya!

5 Mei 2020   23:13 Diperbarui: 6 Mei 2020   13:22 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkecimpung di dunia jurnalistik tidaklah mudah. Elza sang assisten redaktur Detikcom berbagi kisah menarik mengenai pengalamannya.

Pada perkuliahan online kali ini, kami kedatangan tamu yang merupakan seorang Asisten Redaktur Detikcom yaitu Elza Astari Retaduari. Elza yang juga merupakan alumni dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta akan membagikan sepenggal kisahnya selama bekerja di dunia media.

Di detikcom sendiri berasal dari berbagai macam latar belakang. Tak semua berasal dari ilmu komunikasi. Itulah sebabnya menurutnya terdapat beberapa perbedaan yang menonjol mulai dari konten yang dihasilkan, sisi penulisan, pengetahuan akan kode etik dan yang lainnya.

Tentu bagi mahasiswa yang memang berasal dari bidang komunikasi akan lebih paham akan hal-hal di atas. Dibanding mereka yang cuma punya dasar bisa menulis dan bukan dari background 

Pengalaman Kerja

Sebelum tergabung dalam Detikcom, Elza sempat menjajakkan kaki di Detik Jogja semasa kuliahnya. Saat itu ia bekerja sebagai content writer.
Kemudian ia juga sempat berkecimpung di dunia advertising atau periklanan dan bergabung bersama Dwisapta Jakarta selama kurang lebih sebulan. 

Namun ia menyadari bahwa passion sesungguhnya bukanlah di periklanan melainkan di jurnalistik.
Ditahun 2014 ia kembali dipanggil oleh Detikcom Jakarta untuk bergabung menjadi jurnalis saat Pemilihan Presiden kala itu.

detik.com
detik.com

Menurutnya terdapat beberapa perbedaa dalam bekerja di Yogyakarta dan Jakarta. Yogyakarta yang terkenal dengan budayanya yang "Alon alon asal kelakon" atau "pelan-pelan asal selamat" membuat warganya juga lebih "santai" dalam bekerja.

Sedangkan di Jakarta sendiri semua orang dipaksa bekerja cepat, sigap dan gesit. Banyak berita yang harus dibuat dan narasumber yang harus dikejar. Belum lagi ketika harus menghadapi macetnya Jakarta.

Hal mendasar yang harus dimiliki sebagai jurnalis online

Menurutnya untuk menjadi jurnalis online, kita harus siap mental, siap fisik dan tidak boleh mengeluh. Namun mental-lah yang paling utama karena pasti akan ada berbagai tuntutan dari kantor. 

Selain itu kita tidak tahu akan berhadapan dengan siapa di lapangan. Itulah sebabnya kita harus siap mental menghadapi orang-orang yang mungkin tidak sesuai ekspektasi.

"Jadi jurnalis online itu harus siap mental, siap fisik, tapi yang paling utama ya siap mental." Ujar Elza.

Untuk menjadi jurnalis online, ia juga mengatkan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dimiliki, yaitu KECEPATAN dan AKURASI.
Sangat tidak mengagetkan ketika ada anak baru di detik yang akan resign setelah sehari bekerja. Karena tekanan yang mereka hadapi sangat nyata.

Seberapa cepat?

Jika ada pertanyaan seberapa cepat kita harus bisa ketika bekerja di detikcom mungkin pengalaman berikut dapat memperjelas.
Misalnya ketika dulu Elza masih memegang DPR, ia harus meliput Kapolri yang saat itu adalah Pak Tito. Karena itu merupakan salah satu isu yang krusial, ia harus sesegera mungkin mengirimkan berita hasil liputan.

Saat itu ia harus melakukan doorstop, wawancara, merekam, sembari mengetik berita. Namun di saat-saat seperti ini ia dan kawannya menyiasatinya dengan membuat template terlebih dahulu. Ketika wawancara selesai, berita juga sudah harus selesai dan di-up saat itu juga. Jadi ketika case nya seperti ini, mereka boleh membuat berita hanya dalam empat paragraf.

Berita yang empat paragraf tadi sebenar

pngtree.com
pngtree.com
nya tidak perlu di update lagi. Namun mereka dapat menambahkan varian berita atau background berita nantinya ketika ada penjelasan dari narasumber lainnya.

Ketika berita tadi sifatnya bukan isu yang harus segera dipublish, penulis juga tidak perlu terburu-buru. Misalnya saja seperti indepth maupun roundup. Roundup sendiri adalah sambungan berita yang lagi ramai diperbincangkan dan dikumpulkan menjadi satu.

Namun setiap kanal memiliki penugasannya masing-masing. Kanal tersebut misalnya Detiknews, Detikfinance, Detiksport, In-tech.
Detikcom sendiri memiliki video 20detik yang digarap oleh wartawan khusus. Ketika wartawan tersebut tidak ada di lapangan, kita juga harus bisa mengambil video 20 detik tersebut dengan langkah-langkah yang sudah di ajarkan di kantor juga. Tapi hal ini hanya sekedar backup.

Proses Redaksional

Proses redaksional sama seperti media pada umumnya. Dimulai dari tahap wawancara, bikin berita dan kemudian di up. Namun jika berita tidak se-krusial itu, kita dapat melakukan transkrip terlebih dahulu dan memilih angle berita. Kemudian dikirim ke redaksi, dari redaksi ke editor/ biasa disebut dengan penulis.

Penulis akan memeriksa kembali apakah masih ada typo, apakah anglenya sudah pas, apakah karakter judul sesuai ketentuan. Tahapan terakhir adalah di publish.
Judul sendiri memiliki kriteria dengan maksimal 75 karakter. Kemudian harus memiliki lead yang terdiri dari dua kalimat mengenai hal apa yang ingin ditonjolkan dari berita ini. Tidak boleh menggunakan kalimat langsung dalam lead.

Kira-kira itulah sepenggal kisah yang bisa diceritakan oleh Elza selama bekerja di Detikcom. Sangat menarik dan menantang ya kelihatannya? Untuk kalian yang hendak mencoba di Detikcom, mungkin sudah bisa mempersiapkan mental sedari dini.

Podcast : AlessCristie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun