"Jadi jurnalis online itu harus siap mental, siap fisik, tapi yang paling utama ya siap mental." Ujar Elza.
Untuk menjadi jurnalis online, ia juga mengatkan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dimiliki, yaitu KECEPATAN dan AKURASI.
Sangat tidak mengagetkan ketika ada anak baru di detik yang akan resign setelah sehari bekerja. Karena tekanan yang mereka hadapi sangat nyata.
Seberapa cepat?
Jika ada pertanyaan seberapa cepat kita harus bisa ketika bekerja di detikcom mungkin pengalaman berikut dapat memperjelas.
Misalnya ketika dulu Elza masih memegang DPR, ia harus meliput Kapolri yang saat itu adalah Pak Tito. Karena itu merupakan salah satu isu yang krusial, ia harus sesegera mungkin mengirimkan berita hasil liputan.
Saat itu ia harus melakukan doorstop, wawancara, merekam, sembari mengetik berita. Namun di saat-saat seperti ini ia dan kawannya menyiasatinya dengan membuat template terlebih dahulu. Ketika wawancara selesai, berita juga sudah harus selesai dan di-up saat itu juga. Jadi ketika case nya seperti ini, mereka boleh membuat berita hanya dalam empat paragraf.
Berita yang empat paragraf tadi sebenar
Ketika berita tadi sifatnya bukan isu yang harus segera dipublish, penulis juga tidak perlu terburu-buru. Misalnya saja seperti indepth maupun roundup. Roundup sendiri adalah sambungan berita yang lagi ramai diperbincangkan dan dikumpulkan menjadi satu.
Namun setiap kanal memiliki penugasannya masing-masing. Kanal tersebut misalnya Detiknews, Detikfinance, Detiksport, In-tech.
Detikcom sendiri memiliki video 20detik yang digarap oleh wartawan khusus. Ketika wartawan tersebut tidak ada di lapangan, kita juga harus bisa mengambil video 20 detik tersebut dengan langkah-langkah yang sudah di ajarkan di kantor juga. Tapi hal ini hanya sekedar backup.
Proses Redaksional
Proses redaksional sama seperti media pada umumnya. Dimulai dari tahap wawancara, bikin berita dan kemudian di up. Namun jika berita tidak se-krusial itu, kita dapat melakukan transkrip terlebih dahulu dan memilih angle berita. Kemudian dikirim ke redaksi, dari redaksi ke editor/ biasa disebut dengan penulis.
Penulis akan memeriksa kembali apakah masih ada typo, apakah anglenya sudah pas, apakah karakter judul sesuai ketentuan. Tahapan terakhir adalah di publish.
Judul sendiri memiliki kriteria dengan maksimal 75 karakter. Kemudian harus memiliki lead yang terdiri dari dua kalimat mengenai hal apa yang ingin ditonjolkan dari berita ini. Tidak boleh menggunakan kalimat langsung dalam lead.
Kira-kira itulah sepenggal kisah yang bisa diceritakan oleh Elza selama bekerja di Detikcom. Sangat menarik dan menantang ya kelihatannya? Untuk kalian yang hendak mencoba di Detikcom, mungkin sudah bisa mempersiapkan mental sedari dini.
Podcast : AlessCristie