Mohon tunggu...
Abdullah Sammy
Abdullah Sammy Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti Strategi Manajemen dan Sejarah Politik UI

Peneliti Strategi Manajemen dan Sejarawan dari Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Balap

BUMN Lepas Tangan Soal Formula E?

4 Juni 2022   07:51 Diperbarui: 4 Juni 2022   08:14 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Formula E boleh jadi ajang otomotif yang unik. Perbincangan urusan luar lintasan lebih seru dibanding racenya. Semua karena bumbu politik. Saya tak mau buru-buru berprasangka terkait ajang ini yang disebut banyak kalangan lebih menyerupai arena politik berkedok otomotif. Biarlah politisi atau pendukungnya yang berdebat soal itu.

Saya lebih tertarik untuk mengomentari soal sponsorship dari perusahaan berlabel milik negara di gelaran Formula E. Banyak muncul tudingan yang dialamatkan pada BUMN yang disebut tidak memperlakukan Formula E layaknya MotoGP di Mandalika. BUMN kemudian dituding lepas tangan soal Formula E. Apakah benar demikian? Mari kita ulas secara objektif pertanyaan tersebut.

Bukan rahasia bahwa BUMN adalah pilar utama di balik kesuksesan penyelenggaraan MotoGP. Triliunan uang digelontorkan BUMN untuk menyukseskan ajang balap motor terakbar di dunia itu. Bahkan nama Sirkuit Mandalika memakai label Pertamina. 

Tapi perlu diingat, persiapan MotoGP telah dirancang sejak jauh-jauh hari. Sejak 2018, Indonesia telah mencalonkan diri sebagai tuan rumah. Pemerintah pun telah mempersiapkan secara jauh-jauh hari sirkuit Mandalika yang menjadi venue pertandingan.

Perencanaan panjang itu yang memungkinkan bagi BUMN untuk terlibat aktif dalam mendukung penuh dari sisi sponsorship. 

Sebagai perusahaan negara yang terikat dengan beragam aturan hukum, BUMN tidak bisa secara serampangan mengeluarkan uang untuk membiayai ajang tertentu. Butuh kajian dan proses administrasi yang ditempuh sebelum BUMN berkontribusi secara finansial.

Waktu ini pulalah yang menjadi kendala utama bagi BUMN untuk berkontribusi sama besarnya dalam Formula E. Bukan rahasia bahwa Formula E dipersiapkan dalam waktu yang super mepet. Sirkuit Ancol yang menjadi venue penyelenggaraan saja baru rampung tiga hari sebelum perlombaan dimulai.

Waktu yang super mepet ini tentu bukan persoalan bagi perusahaan swasta. Tapi berbeda dengan perusahaan negara.

Di luar waktu mepet itu, nyatanya BUMN tetap berkontribusi pada gelaran Formula E Jakarta. 

Isu lepas tangannya BUMN pada gelaran Formula E pun terbantahkan lewat kontribusi nyata Indonesia Healthcare Corporation (IHC). 

Holding BUMN yang bergerak di bidang kesehatan itu jadi pilar yang menyediakan tenaga dan fasilitas kesehatan sepanjang gelaran Formula E. Tampak fasilitas ambulans dan tenaga kesehatan IHC sibuk mempersiapkan diri di Sirkuit Ancol pada Jumat (3/6).  

Tak pelak isu yang menyeret-nyeret soal BUMN yang tutup mata soal formula E adalah isu sesat yang tidak bertanggung jawab. 

Sayang sekali, ajang otomotif sekelas Formula E lebih diwarnai narasi provokasi, ketimbang prestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun