Itu berarti kamu bekerja melebihi jam kerja orang kantoran, hingga lupa saat istirahat dan tidak sempat untuk sarapan sehingga sering makannya dirapple. Itu semua dilakukan bukan karena terpaksa atau karena tugas yang harus diselesaikan. Tapi, hal itu dilakukan dengan perasaan bersemangat, bernyali, antusias dan tak sabar ingin mewujud-nyatakan mimpi tersebut.
Karyawan pada umumnya bekerja untuk memenuhi hidupnya. Pengusaha bekerja untuk memenuhi mimpinya.
Karyawan bekerja dengan standar waktu 8 jam kerja, jika waktu nya lebih sedikit saja langsung nuntut uang lembur atau ngedumel ingin cepat-cepat pulang ketemu anak dan ketemu keluarga.
Sementara pengusaha bekerja tanpa batas waktu, asyik mengikuti imajinasi liarnya, merancang strategi-strategi bisnis dan menghitung kekuatan karyawannya jika diberikan tambahan beban tugas akan mengakibatkan biaya pengeluaran tambahan seberapa besar.
Di benak si Pengusaha yang hidup adalah imajinasi liar menembus batas normal, seolah menjelajahi samudra tak bertepi.
Dibenak si karyawan adalah kehangatan keluarga yang bahagia, liburan akhir minggu ceria dan kasur empuk yang membuat pules tidur malamnya.
Jadi bagaimana ini, resign atau tidak..?
Jawaban saya, ambil keputusan secepat mungkin. Apa yang sudah di putuskan harus di hidupi.
Keputusan adalah penentu yang paling utama yang akan menggerakkan perubahan kita.
Jangan malah menunda sebab penundaan adalah langkah pasti menuju kehancuran, kemiskinan dan mengingkari perkembangan dan pertumbuhan yang alami.
Jika pada akhirnya kamu memutuskan tetap jadi karyawan arahkan pikiran positif mu ke satu titik. Jadilah karyawan terbaik. Jika kamu menjadi karyawan terbaik tidak akan ada datang penyesalan hidup dibelakang hari.