Mohon tunggu...
Halena Khilda Fauziyaty
Halena Khilda Fauziyaty Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi komunikasi penyiaran islam universitas muhammadiyah yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkawinan Adat Sumbawa: Bajajak sebagai Simbol Keselarasan Agama dan Budaya

18 November 2024   21:25 Diperbarui: 18 November 2024   21:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Badenung merupakan tahapan berdiskusi dalam keluatga tentang keinginan pihak laki-laki yang keputusannya akan disampaikan pada saat basaputis

4. Basaputis

Pada tahap ini, segala bentuk keperlukan dari kedua belah pihak untuk suksesnya dimusyawarahkan, dibicarakan secara menyeluruh. Mendukung perkawinan , dan menurut tradisi, perempuan yang melakikan hampir semua upacara menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan kebutuhannya yang harus dipenuhi oleh laki-laki yang biasa disenut Mako di Sumbawa. Besar kecilnya kebutuhan ini tergantung pada hasil konsultasi dalam keluarga perempuan.

5. Bada'/Nyorong

Bada' atau Nyorong adalah secara pemberitahuan resmi kepada si gadis bahwa dia tidak lama akan menikah. istri tokoh mayarakat yang disegani biasanya ditunjuk petugas. saat yang dipilih adalah pagi hari dengan mengatakan, "Mulai Ano Ta, Man Mo Mu Lis Tama, Apa Ya Tu Sabale Sapaea Kauke si A Anak si B". Artinya: "mulai hari ini, janganlah engkau keluar kesana kemari (berkeliaran), karena engkau akan disatukan dengan si A dan anak si B".

  setelah mendengarkan ucapan itu, biasanya sang gadis langsung menangis, ditemani oleh suara rantok (alat penumbuk padi), yang berbunyi bertalau-talau, seolah-olah memberi tahu masyarakat kampung bahwa seorang gadis telah meninggalkan remajanya. Setelah itu, pihak keluarga calon pengantin laki-laki datang dengan rombongan yang cukup besar menyerahkan bawaan kepada pihak calon pengantin eanita di Nyoring, Upacara ini biasanya dilakukan dengan kesenian Ratib Rebana Ode. Sejumlah besar wanita, termasuk wakil dari keluarga dan tokoh-tokoh lokal telah menanti.

6. Barodak Rapancar

Untuk mempersiaokan kedua mempelai dalam menghadapi upacara selanjutnya seperti layaknya yang terjadi pada etnik lain, di Sumbawapun dikenal apa yang disebut dengan Barodak Rapancar. Dalam ipacara tersebut, calon pengantin di lulur dengan ramuan tradisional yang disebut Odak. Odak ini dibuat dari ramuan kulit-kulit beberapa jenis pohon yang serbaguna yang diproses secara khusus (ditumbuk halus). Fungsi utama odak adalah agar kulit menjadi kuning dan halus. Di sampingnya, dengan ramuan daun pancar (pemerah kuku), kedua mempelai di gunting kukunya (kaki maupun tangan) oleh Ina Odak (petugas khusus sebagai juru rias).

7. Nikah

Sebagai penganut agama Islam, bagi masyarakat Sumbawa sebenarnya inilah inti dari segala rangkaian upacara adat perkawinan. petugas agama dan tokoh-tokoh masyarakat yang diundang dalam upacara, mereka ikut menjadi saksi telah terjadinya ikatan perkawinan yang suci dan sangat disucikan. Kembang-kembang pernikahan yang ditancapkan mengelilingi sebatang pohon pisang yang diletakan dalam sebuah bakor kuning berisi beras yang dibagikan kepada hadirin.

8. Basai/Resepsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun