Pada kesempatan beberapa Minggu lalu saya diajak untuk mengikuti latihan bersama perguruan Barongsai yang baru saja kembali diresmikan setelah sekian waktu vakum karena kesibukan dari para pemainnya. Berawal dari niat untuk merapikan gudang di Vihara Tanda Bhakti Bandung yang berujung dengan ditemukannya peninggalan bersejarah berupa Barongsai, membuat para muda-mudi di sana berkeinginan untuk membentuk kembali perguruan Barongsai.
Bukan tanpa halangan untuk membangkitkan kembali perguruan Barongsai ini. Hal ini dikarenakan para muda-mudi yang berada di sana belum pernah belajar memainkan Barongsai. Namun tekad yang sudah bulat dan semangat yang menggebu membuat mereka mencoba belajar dari video-video yang ada di Youtube. Perlahan dukungan dari pihak yayasan mulai nampak dengan kehadiran tambur, knong, kolenang dan cengcengan. Tentu saja hal tersebut membuat semangat mereka kian berkobar.
Walaupun mereka masih belajar, tapi kemampuan mereka tak kalah bagusnya dengan penampilan dari perguruan lainnya. Pada perayaan HUT kota Bandung kemarin mereka berkolaborasi dengan perguruan Barongsai untuk menampilkan atraksi Barongsai. Pada kesempatan itu mereka dipercaya untuk mengawal berlangsungnya acara arak-arakan ruwat bumi di sepanjang jalan Kelenteng Bandung.
Keseriusan mereka dalam membangkitkan kembali perguruan Barongsai tersebut akhirnya terealisasikan dengan adanya pengesahan dari yayasan Vihara Tanda Bhakti yang ditandatangani pada tanggal 11 November 2022. Dimana anggotanya bukan hanya terdiri dari muda-mudi Vihara Tanda Bhakti saja. Anggotanya memiliki latar suku dan agama yang berbeda, akan tetapi hal tersebut ternyata membuat perguruan Barongsai ini menjadi lebih beragam. Bukti nyata toleransi beragama menjadi nyata di sini. Bukan hanya karena mereka berkumpul dan berlatih di kawasan salah satu kampung toleransi saja. Melainkan karena panggilan dari kecintaan mereka terhadap satu hal yaitu Barongsai.
Para anggotanya pun tak segan untuk membantu kala Vihara Tanda Bhakti memiliki agenda tersendiri, mereka siap membantu walaupun hal tersebut di luar agenda perguruan. Bukti nyata lainnya adalah mereka akan menghentikan sesi latihan mereka kala waktunya azan dikumandangkan. Tak ada satu anggota pun yang dipaksa untuk berpindah keyakinan. Mereka bebas memeluk keyakinan mereka sendiri. Sebuah hal yang indah bukan, Kawan?
Selain belajar alat musik saya juga diajari untuk belajar tarian singa ini. Jujur sehari setelah latihan badan saya sakit semua. Ternyata bermain Barongsai itu tak semudah yang terlihat, Kawan. Diperlukan latihan fisik yang luar biasa panjang. Kenapa harus latihan fisik? Selidik punya selidik hal ini bertujuan untuk stamina kita. Apakah kalian tahu berapa bobot sebuah Barongsai itu? Untuk kepalanya saja sudah berbobot 2-3 kg belum dengan jubahnya yang berbobot 2-3 kg juga. Belum lagi di dalam barongsai itu panas sekali.
Setelah latihan fisik kita juga belajar melakukan gerakan Barongsainya, belajar membuat mimik yang sesuai juga dengan gerakan yang kita peragakan. Ternyata tidak mudah, ya, Kawan? Selain latihan diperlukan juga chemistry yang terbangun diantara para pemain musik dengan pemain Barongsai. Pemain Barongsai pun harus memiliki kekompakan dengan pemain depan atau belakangnya.
Walaupun cukup melelahkan, tapi jika kalian sudah bisa memainkannya ternyata bermain Barongsai itu memberikan kepuasan tersendiri. Ada rasa yang tak dapat digambarkan.
Jika kalian ingin berkunjung untuk mengenal kesenian tari singa ini kalian bisa berkunjung pada hari Minggu pukul 9.00 hingga 14.00 WIB. Untuk kalian yang berdomisili di Bandung kalian bisa juga mengundang mereka untuk tampil di acara kalian. Silakan berkunjung ke Vihara Tanda Bhakti Bandung dan menemui bapak Ricky, penasehat mereka di lt 2.
Sekedar informasi tambahan di sana ada banyak ikan dan kura-kura. Dan kalian bisa bermain bersama hewan-hewan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H