Katekese adalah suatu ajaran yang diberikan kepada para umat yang bersumber dari Kitab Suci, Magisterium, dan Tradisi. 3 faktor ini merupakan suatu sumber yang harus dipakai oleh para pengajar dalam mewartakan kerajaan Allah. Kali ini katekese yang akan dibahas dalam artikel ini tentang politik. Politik pada tahun ini sedang hangat-hangat nya karena adanya pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pemilu diadakan di negara Indonesia 5 tahun sekali. Ini merupakan suatu momen yang luar biasa dan menegangkan bagi masyarakat karena mereka harus memilih presiden dan wakilnya untuk pemimpin selanjutnya. Melihat dunia politik yang sedang berlangsung di Indonesia sangat panas maka Gereja memberikan suatu pedoman kepada masyarakat agar tidak mudah terbawa arus politik dan dapat memilih dengan bijaksana serta bertanggung jawab. Menurut KOMKAT 2014 oleh KWI  Mengenal para paslon tersebut ,merupakan suatu step awal yang sangat penting bagi kaum muda untuk memilih Presiden dan wakil Presiden. Terutama karena pada masa ini sangat riskan terjadi kecurangan dalam berpolitik.. Maka perlu sekali kita mengenal terlebih dahulu calon tersebut dan memahami nya agar kita sebagai kaum muda tidak mudah termakan akan janji nya serta dapat menimbang dengan hati nurani apakah sesuai dengan apa yang kita dambakan apa yang kita inginkan dengan menilai cara yang  dilakukan ini akan menguntungkan atau merugikan bangsa.Â
Dalam alkitab pula ada suatu ayat yang mengajarkan tentang berpolitik yaitu Lukas 20:25 yang isinya  Kalau begitu," kata Yesus kepada mereka, "berilah kepada Kaisar, apa yang milik Kaisar dan kepada Allah, apa yang milik Allah". Melalui hal tersebut kita diajak oleh Gereja melalui alkitab sabda Tuhan untuk tidak boleh golput dalam pemilu. Seperti yang dikatakan dalam ayat itu bahwa kita harus memberikan apa yang menjadi hak kita kepada negara. Selain itu sebagai kaum muda juga kita harus hati hati dengan pemimpin yang radikal, suka mencari sensational serta melakukan pemihakan pada satu pihak saja misalkan dia memihak pada satu kubu saja lalu dia membuat bagan legislatif nya mengambil orang orang dari ku yang dia dukung saja tidak mengambil dari partai lain. Problema ini seharusnya yang menjadi penilaian bagi masyarakat agar tidak merugikan negara dan masyarakat.  Hal ini diperkuat oleh dokumen gereja No.65 "Perdamaian menuntut penolakan mutlak dan radikal akan penindasan dan terorisme serta menuntut komitmen yang konstan dan waspada pada bagian semua pemimpin politik". Hal tersebut lah yang ditakutkan gereja pada kaum muda kita karena rata rata mereka mengincar orang yang mudah terpengaruh dan terhasut agar lancar semua jalan politiknya. Maka pandai pandailah kaum muda dalam memilih paslon jangan hanya melihat ini cocok atau gimana melainkan lihat record jejaknya dalam memimpin serta berpikir kritis dalam memahami program kerja yang mereka paparkan dan janji yang mereka berikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H