Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Teknologi Smart Water untuk Industri Pengelolaan Air

17 Maret 2021   01:34 Diperbarui: 17 Maret 2021   02:31 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi smart water disinyalir dapat mengatasi defisit air pada 2030 mendatang. (Foto: iStockPhoto)

Tahukah Anda, dunia akan menghadapi defisit air mencapai 40 persen pada 2030? Ada beberapa faktor yang membuat air menjadi langka, yaitu pertumbuhan populasi dan perubahan demografis, urbanisasi, serta perubahan iklim.

Sebagai informasi, total populasi dunia diperkirakan tumbuh menjadi 9,7 miliar pada 2050. Pada saat yang sama, konsumsi air meningkat 2,5 persen per tahun lebih cepat dari pertumbuhan populasi dunia. Kondisi ini pun menuntut pengelolaan air harus lebih efisien  untuk memastikan keberlanjutan ketersediaan air bersih bagi seluruh  makhluk di bumi.

Industri, khususnya sektor air dan air limbah pun perlu mencari solusi berkelanjutan dalam pengelolaan siklus air. Terutama pada optimalisasi efisiensi energi, peningkatan sirkularitas dengan membangun kolaborasi dengan sektor lain, dan terlibat secara aktif dengan komunitas masyarakat.

Sejak 2015, World Economic Forum (WEF) di Davos telah menegaskan krisis air sebagai risiko utama dunia yang harus diutamakan. Perusahaan pengelolaan air pun dituntut untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan proses pengolahan terbaru.

Di sinilah teknologi smart water berperan. Teknologi ini memang bukan hal baru, tetapi dalam beberapa tahun terakhir pemanfaatan teknologi smart water telah menjadi fokus global. 

Teknologi smart water sendiri dikembangkan oleh Schneider Electric. Sebagai perusahaan global yang berfokus dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric mengadopsi pendekatan kolaboratif untuk solusi pengelolaan berbasis lingkungan dan layanan yang dapat digunakan oleh perusahaan di berbagai sektor dalam setiap fase perjalanan menuju keberlanjutan.

Lebih lanjut, Schneider Electric juga menjawab seruan untuk melakukan aksi yang dikampanyekan pada peringatan Hari Air Sedunia yang dirayakan pada 22 Maret setiap tahun dengan terus mengembangkan arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater.

Solusi tersebut telah terbukti dapat mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen, meningkatkan efisiensi operasional pada instalasi pengolahan air dan jaringan distribusi air hingga 25 persen, dan mengurangi total biaya kepemilikan (TCO) aset hingga 20 persen.

Adapun beberapa arsitektur EcoStruxure for Water and Wastewater yang telah dikembangkan Schneider Electric, seperti mencakup:

  • EcoStruxure Asset Advisor dan EcoStruxure Power Advisor, yakni Layanan monitoring 24/7 berbasis analitik untuk pengelolaan energi. 
  • EcoStruxure Maintenance Advisor yang memungkinkan pengoptimalan pemeliharaan sistem untuk mengontrol pasokan dan distribusi air dengan memonitor kesehatan perangkat secara real-time.
  • EcoStruxure Resource Advisor untuk menyediakan visibilitas secara real-time terhadap konsumsi sumber daya, seperti air, energi, limbah, dan rantai suplai dalam kegiatan operasional.
  • EcoStruxure Augmented Operator Advisor yang berfungsi untuk diagnosis performa perangkat secara instan dan melakukan perawatan tanpa adanya kontak fisik.
  • EcoStruxure Secure Connect Advisor yang memungkinkan facility manager melakukan kontrol jarak jauh terhadap peralatan dan mesin dengan tetap menjaga keamanan siber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun