Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Melirik Peran Vital Data Center Kurangi Dampak Perubahan Iklim

23 Desember 2020   19:26 Diperbarui: 12 Januari 2021   02:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa mendatang, ketergantungan industri dan bisnis pada infrastruktur digital akan meningkat secara dramatis. Faktanya, pada 2035, Schneider Electric memperkirakan bahwa semua teknologi informasi akan mengonsumsi 8,5 persen listrik global. Berbeda jauh bila dibandingkan pada 2021 dengan konsumsi 5 persen. Dengan melonjaknya penggunaan listrik, data center memiliki peran vital.

Banyak operator data center saat ini, dari hyperscalers hingga cloud, dan penyedia layanan colocation, secara terbuka menyatakan komitmennya terhadap Net Zero (industri rendah karbon) dengan mengadopsi pendekatan yang lebih berkelanjutan untuk bisnis digital.

Microsoft, misalnya, telah mulai beralih ke penggunaan energi angin terbarukan. Sebuah tren yang kemungkinan akan terus meningkat karena kesadaran dan permintaan energi terbarukan dari end user serta pemerintah melonjak.

Dengan menetapkan strategi yang komprehensif, keberlanjutan data center yang ideal sebenarnya tidak serumit kedengarannya. Strategi yang dimaksud di antaranya termasuk desain data center, lokasinya, utilitas listrik, serta strategi manajemen operasional dan energi.

Saat ini ada banyak perusahaan dan organisasi yang bekerja sama dengan Schneider Electric telah mencapai peningkatan signifikan dalam program keberlanjutan mereka dan menuai manfaat jangka panjang.

Pengadaan energi terbarukan Global Equinix, misalnya, telah meningkat dari 30 persen menjadi 82 persen dalam tiga tahun terakhir, sementara penyediaan 100 persen energi terbarukan di Amerika Utara telah memberi mereka penghematan biaya sebesar 23,2 juta dollar AS atau setara Rp 330 triliun.

Di Eropa, 75 persen listrik Iron Mountain telah diubah menjadi tenaga hijau. Sementara itu, sistem operasi mereka di Inggris Raya, Irlandia, dan Benelux (Belanda, Belgia, Luksemburg) telah menggunakan 100 persen energi terbarukan. Ini tidak hanya menghemat uang dan mengurangi jejak karbon, tetapi juga menghasilkan energi bersih yang cukup untuk memberi daya yang setara dengan 56.000.

Fokus pada Net Zero dan keberlanjutan ini juga merupakan sesuatu menjadi fokus Schneider Electric. Perusahaan ini telah menyatakan cara untuk meningkatkan komitmen terhadap netralitas karbon.

Beberapa caranya dengan mempercepat sasaran netralitas karbon yang semula akan dicapai 2030 menjadi 2025, sistem operasional sepenuhnya Net Zero pada 2030, dan mencapai rantai pasokan (supply chain) Net Zero pada 2050.

Sebagai sebuah industri, perusahaan memang harus fokus untuk menjadi lebih berkelanjutan dan membantu mengurangi dampak perubahan iklim untuk generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun