Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

3 Langkah Transformasi Digital untuk Tingkatkan Produktivitas Pabrik

20 Desember 2020   01:23 Diperbarui: 20 Desember 2020   02:48 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi digital bagi pabrik (Foto: iStockPhoto)

Selama beberapa tahun terakhir, banyak yang telah memprediksi potensi ekonomi dari revolusi industri 4.0. Namun, secara umum, banyak upaya digitalisasi masih belum mencapai manfaat yang diharapkan. Ironisnya, pandemi Covid- 19 datang dan memaksa banyak industri untuk mempercepat rencana transformasi digital mereka guna meningkatkan ketangkasan dan ketahanan menghadapi krisis.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan otomasi, Schneider Electric misalnya. Perusahaan ini mempunyai program smart factory yang salah satu pabriknya berada di Batam, Indonesia.

Pabrik Schneider Electric di Batam telah menerapkan berbagai teknologi Industrial Internet of Things (IIoT) termasuk sensor pintar, manajemen prediksi alarm, site benchmarking, dan augmented reality untuk memberdayakan tenaga kerjanya.

Dengan kehadiran teknologi-teknologi itu, pekerja memiliki visibilitas baru dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan penggunaan energi. Hasilnya, biaya pemeliharaan berkurang dan efisiensi peralatan secara keseluruhan atau overall equipment efficiency (OEE) meningkat.

Melansir laman Schneider Electric, perusahaan ini pun membagikan sejumlah tips untuk perusahaan lain yang juga ingin melakukan transformasi digital. Berikut ulasannya.

1. Transformasi digital dimulai dari individu

Saat memulai transformasi pada 2015, Pabrik Schneider Electric di Batam mengidentifikasi banyak aktivitas manual dan administratif dalam operasionalnya. Kemudian, pada 2017 pihak mereka menyadari bahwa langkah yang dilakukan tidak hanya perlu memodernisasi teknologi, tetapi yang lebih penting juga memanfaatkan digitalisasi untuk mendorong pengayaan manusia.

Tujuan transformasi mereka pun mencakup peningkatan kualitas kerja yang memungkinkan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan cara yang lebih sederhana dan pemberdayaan pengambilan keputusan yang lebih cepat serta lebih akurat.

2. Kembangkan ekosistem eksternal 

Saat memulai perjalanan transformasi digital, tim implementasi mereka hanya terdiri dari empat orang. Schneider Electric menyadari bahwa untuk mewujudkan transformasi digital, mereka perlu memperluas lingkaran pengaruh mereka secara signifikan.

Untuk memperluas ekosistem, ada tiga sumber dari luar yang bisa dimanfaatkan, yakni universitas, pemerintah, dan organisasi seperti World Economic Forum (WEF). Masing-masing dari ketiga kelompok luar ini memiliki peran penting untuk dimainkan.

Misalnya bekerja sama dengan universitas lokal. Mereka dapat merekrut 12 siswa untuk berpartisipasi dalam program magang digital. Dengan membawa pola pikir digital kepada orang lain di dalam organisasi, kelompok siswa yang ingin bekerja dengan alat augmented reality dan virtual reality tersebut akan membantu mempercepat penerimaan digitalisasi dengan memberikan ragam ide out-of-the-box.

Upaya mereka dalam menggunakan digitalisasi untuk mengurangi limbah dan konsumsi energi juga sejalan dengan inisiatif pembangunan rendah karbon dari pemerintah Indonesia.

Dengan berkontribusi pada tujuan sistem energi yang lebih hemat karbon dan lebih efisien, mereka membantu pemerintah untuk mencapai tujuannya, yaitu rata-rata pertumbuhan PDB 6 persen per tahun hingga 2045, berkontribusi pada perolehan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.

Organisasi seperti WEF juga membantu memvalidasi upaya Schneider Electric dan memberikan panduan untuk perbaikan di masa mendatang.

3. Tingkatkan integrasi vertikal dan horizontal

Banyak organisasi berasumsi bahwa transformasi digital terjadi dalam ruang hampa, hanya menguntungkan mereka yang berada di dalam gedung atau organisasi bisnis tertentu.

Manfaat sebenarnya, bagaimana pun, datang ketika upaya dilakukan untuk menghubungkan secara vertikal dalam organisasi (misalnya dari sensor mesin ke sistem supervisory control and data acquisition atau SCADA, lalu ke enterprise resource planning  atau ERP) dan juga secara horizontal di luar organisasi melalui mitra eksternal, seperti pemasok hulu dan pusat distribusi hilir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun