Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Smart Home dan Smart Building, Apa Bedanya?

11 Desember 2020   07:17 Diperbarui: 11 Desember 2020   09:02 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi smart home kerap disamakan dengan smart building, tapi pada faktanya berbeda (Foto: iStockPhoto)

Saat ditanya mengenai apa perbedaan teknologi smart home dan smart building, apa yang hendak Anda jawab? Memang, kedua hal tersebut memiliki beberapa kesamaan yang meliputi fitur pengendalian suhu secara otomatis, otomatisasi penerangan (lampu), atau fitur keamanan dan keselamatan terhadap ancaman kebakaran.

Meski kedua teknologi ini memiliki beberapa kesamaan, ternyata keduanya membutuhkan infrastruktur komunikasi yang berbeda untuk dapat berfungsi dengan optimal. Simak ulasan berikut untuk mengetahui perbedaannya.

Ukuran dan struktur bangunan

Bersumber dari laman resmi Schneider Electric, kedua teknologi tersebut memiliki perbedaan dalam hal ukuran dan struktur bangunan jaringan. Inilah yang membuat lingkungan fisik memiliki peran penting karena berpengaruh terhadap kualitas sambungan radio nirkabel yang dibutuhkan.

Saat berbicara smart home, berarti kita akan membahas tentang hiburan yang dibutuhkan di rumah dalam skala kecil. Jadi, yang dibutuhkan hanya struktur sederhana untuk menghadirkan teknologi jarak pendek. Dengan begitu, jika ada isu atau kendala yang ditemukan, misal gangguan koneksi Wi-Fi, dapat diperbaiki dengan mudah hanya dengan satu alat perluasan (extender).

Namun di sisi lain, jika menyangkut bangunan komersial yang hadir di kampus-kampus atau fasilitas industri yang padat secara struktural, Anda membutuhkan solusi yang lebih kompleks sesuai cakupan wilayahnya.

Persyaratan daya (power)

Untuk menjalankan otomatisasi di rumah, Anda mungkin hanya membutuhkan konektivitas nirkabel berdaya rendah sebagai tambahan daya. Itu karena sebagian besar perangkat smart home bisa dengan mudah menjangkau stop kontak bila kehabisan daya. Jadi secara teknis, Anda dapat menghubungkan semua perangkat rumah pintar menggunakan jaringan nirkabel tanpa memerlukan daya yang besar.

Kemudian, untuk smart building yang fokusnya untuk komersialisasi gedung dan industri, biasanya terletak jauh dari sumber daya (power supply) sehingga membutuhkan alat infrastrutur yang lebih kompleks dan mahal.

Sistem jaringan radio

Salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi oleh sistem komunikasi nirkabel yang berfungsi dalam spektrum bebas lisensi adalah rasio in-band. Terutama pita frekuensi 2,4 GHz yang diterima secara luas pada teknologi radio yang ada, meliputi Bluetooth, Wi-Fi, Zigbee, dan lain-lain.

Masalah bandwidth di jaringan smart home mungkin tampak kurang ditemukan mengingat jumlah perangkat yang terhubung terbilang sedikit. Sebaliknya, untuk bangunan industri berstandar Internet of Things (IoT), terdapat risiko interferensi elektromagnetik yang cukup besar.

Jadi, kesimpulannya adalah meski memiliki kesamaan dalam situasi tertentu, smart home dan smart building memiliki persyaratan teknis, konektivitas jaringan, dan teknik yang berbeda. Kemudian, smart building juga memiliki tantangan yang lebih besar dalam hal jangkauan jaringan, daya, dan skalabilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun